“Harus memenuhi 4K. Kualitas setiap negara memiliki kriteria masing-masing. Kedua, kuantitas. Ketiga adalah kontinuitas. Kempat, yang kecil tapi menentukan kalau buat negara-negara itu, adalah kemasan. Maka setiap negara kemasannya perlu dibuat dan Disperindag menyiapkan ada yang disebut dengan Rumah Kemasan,”tuturnya.
Kemudian secara pengolahan, Disperindag juga melakukan pembinaan termasuk juga dengan perangkat daerah lainnya seperti Dinas Perkebunan dan lainnya. Kemudian dari pembiayaan telah hadir dari Bank bjb.
“Ini jadi sudah lengkap kolaborasi kita dari hulu sampai hilir kita dorong untuk meningkatkan ekspor,” ujarnya.
Baca Juga:Kemajuan Teknologi, Perlu Perhatikan Kultur Masyarakat Jawa BaratJabar Latih Pelaku UMKM dan Petani Ekspor Mandiri
Dikatakan Iendra, nilai neraca ekspor nonmigas Jabar pun cukup menggembirakan. Pada Juli 2022 neraca ekspor nonmigas Jabar mencapai 22,53 miliar USD atau 13,52 persen terhadap nilai ekspor nasional.
“Alhamdulillah dalam masa pandemi sampai sekarang kita tetap nomor satu ekspornya dan kita surplus sampai dengan semester ini meskipun dengan kenaikan BBM. Jadi impor tetap masih kecil daripada ekspor,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Jafar Sidik menambahkan, dari sektor perkebunan pihak mendorong komoditas kopi, coco fiber, batok kelapa, teh dan juga cokelat yang saat ini sudah rutin mengekspor satu kontainer.
“Kami tentu inginnya kepada komoditas yang lain juga mengekspor dengan memperhatikan kualitas,” pungkasnya.