CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Sedikitnya 1.400 balita di Kabupaten Cianjur menderita stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 200 ribu balita yang sudah terdata.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzy mengatakan, angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur mengalami penurunan.
Irvan mengatakan, Dinkes Cianjur sebelumnya melakukan penimbangan terhadap balita selama satu bulan penuh yakni di bulan Agustus 2022 kemarin untuk data masuk kurang lebih masih ada 7 persen balita yang menderita stunting jika dibandingkan data sebelumnya nyampai 33,7 persen.
Baca Juga:Jembatan Penyeberangan di Cianjur Selatan Rusak BeratPDIP Cianjur Rangkul Milenial Jadi Kader Hadapi Pemilu 2024
“Meski hingga saat ini data yang masuk baru 90 persen artinya masih ada sisa 10 persen bisa saja ada data yang stunting,” katanya.
Irvan mengatakan, akhir bulan November tahun 2022 ini dipastikan data angka kasus stuntng di Kabupaten Cianjur ini bisa selesai sehingga bisa memberikan informasi yang valid.
Dia mengatakan, dari jumlah total balita di Cianjur yang sudah terdata di Dinkes atau sebanyak 200 ribu balita, 1.400 diantaranya atau kurang lebih 7 persennya terkendala stunting.
“Dari jumlah kurang lebih 200 ribu balita, 1.400 diantaranya terindikasi stunting,” kata Irvan
“Ya mudah-mudahan di akhir bulan November nanti semua data yang tersisa 10 persennya bisa segera selesai,” tambahnya.
Dia mengatakan, untuk sebaran angka stunting mayoritas ada wilayah kota Cianjur.
“Kenapa wilayah perkotaan Cianjur yang menjadi mayoritas kasus stunting, karena kalau di pedesaan itu mungkin lebih terjangkau dari sisi asupan vitamin, contoh seperti ikan belut,” katanya.
Baca Juga:Disdik Segera Perbaiki Bangunan SMPN 5 Campaka Cianjur yang JebolVaksin Covid-19 IndoVac Sudah Aman dan Halal, Bio Farma Siap Ekspor
Menurutnya untuk angka kasus penyebaran stunting ini memang dipastikan terjadi didaerah padat penduduk salah satunya didaerah perkotaan.
“Kedepan kami akan lebih memfokuskan lagi dengan lokus stunting akan diadakan di 327 desa di Kabupaten Cianjur dengan harapan untuk menekan angka kasus stunting,” ujarnya.
Irvan mengatakan, jika nantinya untuk di wilayah perkotaan akan dilakukan penelitian kenapa angka kasus stunting selalu menjadi terdepan jika dibandingkan dengan wilayah perdesaan.
“Apakah untuk wilayah perkotaan ini sulit untuk menjangkau asupan gizi yang baik sehingga perlu dilakukan penelitian,” tandasnya.(yis/sri)