“Selain melalui serangkaian tes, siswa juga memiliki kesempatan untuk menjalin jejaring persahabatan dengan siswa peserta dari seluruh dunia, serta memanfaatkan waktu untuk mengunjungi beberapa lokasi bersejarah di Yerevan,” kata Asep Sukmayadi ketika menyebutkan pengalaman yang bisa diambil siswa dari keikutsertaan peserta dalam olimpiade.
Pelaksanaan IBO 2022 salah satu yang terberat dalam sejarah karena menghabiskan waktu tiga hari penuh untuk proses moderasi yang meliputi sesi diskusi hasil tes maupun koreksi atas hasil tes siswa. Beberapa agenda kegiatan panitia juga terpaksa dibatalkan karena juri-juri tiap negara memerlukan waktu yang lama dalam proses moderasi dan memutuskan nilai akhir untuk tiap siswa. Padahal biasanya proses moderasi hanya memakan waktu 1,5–2 hari.
Baca Juga:BPOM Beri Izin Paxloid Bisa Dijadikan Obat Covid-19, Apa Efek Sampingnya?
Peserta IBO asal Indonesia didampingi lima orang yang berperan sebagai juri internasional. Mereka adalah Ahmad Faizal, Agus Dana Permana, Husna Nugrahapraja, dan Fenryco Pratama. Keempatnya merupakan Staf Pengajar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB). Tak ketinggalan, Aditya David Wirawan dari Harvard University yang juga peraih medali Emas IBO 2019.
Baca Juga:Korupsi di Kalangan ASN, Ketua KASN: Masyarakat Jangan MenggodaTantang Taufik Hidayat Main Badminton, Marshel Widianto Siap Botak Jika Menang
Selain menerjemahkan soal, juri internasional memiliki tugas menelaah soal-soal tes baik praktikum maupun teori. Harapannya, kualitas soal dapat meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologi modern.
Tim Olimpiade Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai penanggung jawab program kompetisi dan seleksi mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional pada tahun 2021,” kata seorang pendamping, Ahmad Faizal. (ant/hsm)