Cianjurekspres.net- Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasarudin Umar mengatakan bahwa praktik penyebaran radikalisme, intoleransi, dan kebencian di mimbar kegamaan nyata terjadi, dan hal ini harus menjadi sebuah kewaspadaan.
Menurut Nasarudin perlu adanya upaya maksimal serta tepat untuk mengatasi persoalan tersebut karena generasi muda banyak yang jatuh dalam jeratan narasi ideologi radikal dan terorisme.
Hal ini akan membahayakan keberlangsungan bangsa dan eksitensi Pancasila sebagai pedoman bangsa.
Baca Juga:Minions: The Rise of Gru Laris di Box OfficePenyaluran KUR BRI Diestimasi Menyerap 32,1 Juta Lapangan Kerja
“Pertama, saya ingin berikan pernyataan bahwa itu ada, susah untuk mengatakan bahwa itu tidak ada. Persoalannya adalah bagaimana mengatasi agar ini tidak terus menerus terjadi,” kata Nasaruddin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (4/7).
“Kita perlu dekati, sebagai seorang bapak dan mereka adalah anak kita, rangkul mereka beri perhatian supaya energi mereka yang besar tersalurkan,” imbuh Nasaruddin Umar.
Langkah ini dilakukan agar tidak digunakan untuk memecah belah bangsa.
“Energi mereka itu jangan digunakan untuk menyerang orang, tapi untuk merangkul orang,” jelasnya dalam keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dia menilai penanganan korban dan pelaku narasi radikal dan intoleran di ruang agama harus dilihat sebagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kerentanan.
“Mungkin mereka melakukan hal itu karena faktor pengetahuan keagamaannya dan faktor historis lainnya,” sebutnya.
Kedua, dia menambahkan perlu upaya pembatasan ruang gerak terhadap kelompok radikal yang memanfaatkan mimbar keagamaan untuk menyebarkan paham radikal, ekstem, dan intoleran.
Menurutnya, hal itu penting agar tidak menyebarkan virus yang membawa bencana bagi keberlangsungan dan persatuan bangsa.
Baca Juga:Klarifikasi JKT48 Soal Pelecehan Seksual Saat Tur Konser di SoloWhatsApp Uji Coba Hilangkan Status Online
Pendekatan berikutnya yaitu kita batasi pergerakan mereka agar nanti tidak seperti virus, yang justru membawa bencana kemana-mana.
“Jadi harus dilokalisir, aparat keamanan kita sudah harus memberi warning, kalau sudah menyerang ya harus dilawan,” tegasnya.