Selama setahun penuh, peserta ECP diberikan pengetahuan mengenai riset pasar negara tujuan ekspor, mencari data calon buyer, korespondensi bisnis, informasi, peluang pasar dari perwakilan dagang di negara tujuan ekspor serta persiapan business matching. “April-Juni 2022 ini kami sudah berhasil mengekspor 158.344 US$ dari 9 komoditi,” terangnya.
Ke depan, program ECP akan terus dikembangkan pihaknya dengan dukungan perbankan hingga Bank Indonesia beserta dinas terkait seperti KUK, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, serta Dinas Perkebunan.
“Semuanya harus terkoordinir di Disperindag, karena kami yang akan melaporkan seluruh aktifitas ekspor baik manufaktur dan IKM,” tuturnya.
Kendati peluang terbuka lewat program ECP, ia memastikan proses seleksi dan kurasi diberlakukan pihaknya mengingat kemampuan dan semangat tiap peserta berbeda-beda. Dari 150 eksportir yang mendaftar ECP, hanya seperlima yang siap melakukan ekspor. “Sisanya kami terus bina untuk lebih siap lagi melakukan ekspor,” sambungnya.
Baca Juga:Kelapa Parut Pangandaran Perlahan MenduniaTangkal Penyebaran Covid-19, BIN RI Gelar Gebyar Vaksinasi di Dua Desa di Cugenang
Iendra menyebut program ECP akan menjadi filter bagi eksportir milenial yang tangguh karena peserta harus melewati enam tahap. Peserta diberikan pengetahuan mengenai riset pasar negara tujuan ekspor, mencari data calon buyer.
Kemudian, korespondensi bisnis, informasi dan peluang pasar dari perwakilan dagang di negara tujuan ekspor serta persiapan business matching. “Jadi tidak langsung ekspor, tidak langsung container, tapi bertahap,” tuturnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Bambang Pramono mengungkapkan, ekonomi global saat ini menghadapi tantangan cukup berat, satu diantaranya adalah staglasi
Menurut dia, staglasi merupakan kondisi ekonomi yang melambat dan biasanya disertai dengan kenaikan harga-harga pokok (inflasi). Ekspor yang terus tumbuh diharapkan bisa menghindarkan kondisi ekonomi nasional dari ancaman tersebut.
Bambang juga menilai pertumbuhan eksportir milenial bisa membantu pertumbuhan ekonomi Jabar yang nilai ekspornya saat ini menopang 43 persen. Milenial yang dibantu dengan sokongan teknologi dan serta kebijakan dari pemerintah akan menjadi eksportir yang mumpuni.
“Ada banyak sektor yang bisa didorong ekspor, maritim, pertanian, ini menjadi kesempatan kita untuk menggali potensi,” tuturnya.