Cianjurekspres.net – Hasil monitoring BMKG pasca gempa bumi di Sumur, Banten, Jumat (14/1), terjadi lima kali gempa susulan dengan magnitudo 5,7.
BMKG pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu yang tidak bertanggung jawab. Termasuk menghindari bangunan yang rusak atau retak, akibat gempa pertama dan susulan.
Kepala BMKG, Drikorita Karnawati mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya termasuk gempa bumi dangkal, akibat dengan subduksi lempeng, dengan mekanisme pergerakan naik.
Baca Juga:Kemenkes Gencarkan 3T Antisipasi Penyebaran OmicronGempa Bumi di Banten Terasa Sampai ke Cianjur, BPBD Pantau Titik Rawan Bencana
Dijelaskan dia, gempa dirasakan bervariasi di beberapa wilayah. Untuk Pandeglang, khususnya Cikeusik dan Panimbang dengan skala VI atau dirasakan oleh semua penduduk.
Labuan dan Sumur IV MMI, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung di skala III-IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan banyak orang di dalam rumah.
Anyer III MMI atau gempa dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan truk berlalu.
Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi di skala II-III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Seakan ada truk berlalu.
“Dampak kerusakan dilaporkan di Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang,” kata Dwikorita, dalam siaran pers yang diikuti radarcirebon.com, Jumat (14/1).
Diungkapkan dia, sejarah kegempaan merusak di wilayah banten, gempa terjadi sejaK tahun 1851 sampai dengan 2 Agustus 2019.
Dengan kekuatan tertinggi pada 23, Februari 1903 dengan kekuatan 7,9 Magnitudo.
Baca Juga:Gempa Bumi Magnitudo 6,7 di Banten, BMKG: Tidak Berpotensi TsunamiBesok, Desa Cibadak Cianjur Mulai Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun, Ini Lokasinya
Bahkan pernah juga terjadi tsunami dengan ketinggian 30 meter akibat erupsi Krakatau yakni pada 27, Agustus 1883.(RC/hyt)