Cianjurekspres.net – Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai mengintai warga selama pergantian musim atau pancaroba. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur meminta masyarakat untuk waspada.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Cianjur, sepanjang tahun 2021 sebanyak 250 orang terjangkit DBD dan tiga orang meninggal dunia. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2020 dengan total warga terjangkit sekitar 800 orang dan tujuh orang meninggal dunia.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal, menegaskan, momen penularan demam berdarah biasanya terjadi di musim hujan saat ini. Karena banyak masyarakat yang menampung air hujan, sehingga menjadi sarang nyamuk dan tempat berkembangbiaknya jentik menjadi nyambuk biasa.
“Awal tahun ini belum (ada laporan,red),” kata Yusman, Selasa (4/1).
Baca Juga:Cianjur PPKM Level 2Mobil Terparkir Liar di Kota Bandung, Siap-siap Kena Derek ‘Bandrek’
Yusman mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan kasus demam berdarah dari rumah sakit. Karena menurutnya, yang sudah terbukti terjangkit demam berdarah jika di rawat di rumah sakit.
“Kalau kita ambilnya yang di rawat, karena itu sudah terdiagnosa lengkap. Belum ada laporan dari rumah sakit,” katanya.
Dirinya menjelaskan, laporan kasus demam berdarah biasanya per pekan, namun kalau ada kasus kematian pada saat itu juga langsung dilaporkan.
“Tahun 2021, (sebanyak) 250 orang (terjangkit DBD) yang meninggal 3 (orang). 2020 sekitar 800 (orang), yang meninggal tujuh orang. Ada penurunan di 2021,” katanya.
Yusman pun mengimbau masyarakat untuk waspada dan melakukan gerakan Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD.
Sementara itu, sebanyak lima warga Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, dikabarkan terjangkit demam berdarah.
Kepala Desa Maleber, Deden Jamaludin, mengatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan mem-fogging empat titik yang warganya terjangkit demam berdarah.
Baca Juga:Kasus Omicron di Indonesia Masih Didominasi Pelaku Perjalanan InternasionalMenguak Sejarah Benteng Pasir Laja di Sumedang
“Laporan masuk ke desa, oleh karena itu kami langsung melakukan fogging di empat titik dimana warganya terjangkit demam berdarah,” ujar Deden, kemarin (4/1).
Deden mengatakan, musim pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau disinyalir menjadi cepatnya nyamuk demam berdarah berkembang.