Cianjurekspres.net – Pemerintah Kabupaten Cianjur akan menyiapkan alat berat di beberapa titik wilayah rawan bencana. Hal ini sebagai langkah untuk mempercepat penanganan bencana alam.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, kami dari Pemkab Cianjur akan menyiapkan alat berat di beberapa titik wilayah terjadinya bencana,” kata Wakil Bupati Cianjur, Tb Mulyana Syahrudin, Minggu (5/12).
Dirinya mengatakan, penyiapan alat berat untuk mengantisipasi puncak musim hujan di Desember dan Januari. Terlebih, jelas Mulyana, dari beberapa kejadian bencana seperti banjir dan longsor terkendala distribusi alat berat yang terkadang agak lama karena topografi Cianjur yang berbukit dan lembah khususnya di wilayah Cianjur Selatan.
Baca Juga:Erupsi Gunung Semeru, Korban Meninggal Dunia Jadi 14 Orang, Lumajang Tanggap Darurat BencanaBuruh Cianjur Bakal Ontrog Istana Cipanas-Gedung Sate
“Jadi kami minta kepada warga terdampak bencana yang memerlukan alat berat untuk bersabar, pasalnya distribusi alat berat terkadang terkendala jarak, terutama wilayah selatan,” ujarnya.
“Kami semua mewaspadai termasuk daerah yang rawan bencana,” sambung Mulyana.
Terkait dengan anggaran, menurut Mulyana, Pemkab Cianjur sudah mengalokasikan untuk penanganan bencana dari anggaran biaya tak terduga. Dirinya berharap, setelah apel kesiapsiagaan bencana dan surat edaran dari bupati Cianjur kepada setiap kecamatan, bisa mengantisipasi bencana lebih dini sehingga meminimalisir korban jika terjadi bencana.
“Alhamdulilah sampai saat ini tak ada korban jiwa dari bencana dan kami berdoa semoga semuanya tetap waspada agar bencana bisa diantisipasi sejak dini sehingga tak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, mengaku dilema dengan status Cianjur siaga satu bencana namun masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sulit di relokasi.
“Di sisi lain masyarakat harus di relokasi, tetapi kebanyakan kan tidak mau untuk di pindahkan,” katanya kepada wartawan, Sabtu (4/12).
Rudi menjelaskan, banyaknya masyarakat yang tak mau dipindahkan karena persoalan tak memiliki tanah lain untuk kembali mendirikan rumah untuk di tinggali. “Tapi kan yang jadi persoalan masyarakat mau tinggal di mana, kebanyakan itu seperti itu keluhannya,” katanya.