Setelah PT BJB Sekuritas Jawa Barat berhasil menjadi PED pertama, diharapkan makin banyak PED yang beroperasi dengan lingkup usaha per wilayah Provinsi, sehingga lebih mudah untuk menjangkau wilayah-wilayah yang lebih kecil, seperti kabupaten, kota dan kecamatan.
Saat ini profil investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kian didominasi investor muda. Tercatat, jumlah investor saham berusia di bawah usia 40 tahun mencapai 2,42 juta orang atau 78,4% dari total investor saham yang berjumlah sekitar 3,09 juta orang pada Oktober 2021. Sementara khusus investor saham berusia 18-25 tahun, jumlahnya 1,15 juta atau 37,2% dari total investor saham pada 2021.
Milenial dan Generasi Z adalah drivers dari ritel investor di Pasar Modal Indonesia seperti diungkapkan Komisaris BEI, Pandu Sjahrir, pada acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2021 awal Oktober lalu. Di tengah Pandemi Covid-19, terjadi peningkatan jumlah investor milenial baru, karena transaksi saham bisa dilakukan secara online, melalui sistem online trading, yang bisa dilakukan dari rumah saja (invest from home). Selain itu, terhentinya sebagian besar investasi riil selama pandemi, membuat banyak investor yang mengalihkan dananya ke Pasar Modal.
Baca Juga:Kakek di Kadupandak Gagahi Anak di Bawah Umur Hingga MelahirkanKonsisten Hadirkan Layanan Prima, Contact Center BRI Raih 14 Penghargaan dari ICCA
Jumlah investor milenial juga meningkat berkat digitalisasi pasar modal yang akrab dengan kaum muda. Namun harus diingat, para investor muda, terutama di daerah harus mendapatkan edukasi yang cukup dalam berinvestasi.
Investasi di Pasar Modal harus memiliki horizon jangka panjang karena memiliki risiko fluktuasi. Dana yang digunakan untuk berinvestasi saham harus merupakan dana yang tidak terpakai, sehingga jika terjadi risiko capital loss, tidak mengganggu kebutuhan dana jangka pendek.
Dalam berinvestasi, investor harus mengamati valuasi harga saham berdasarkan analisa yang bisa didapatkan dari Perusahaan Sekuritas tempat investor membuka rekening saham.
Kenali juga profil risiko masing-masing sebelum memilih saham untuk mengisi portofolio investasi. Dan lakukan diversifikasi atau memiliki lebih dari satu saham untuk mengelola risiko. Sesuai prinsip investasi, ‘Jangan simpan semua telurmu ke dalam satu keranjang’. (rls/nik)