Pemulihan Ekonomi, Pengendalian Inflasi Serta Percepatan Digitalisasi Ekonomi dan Pembayaran di Sukabumi

Pemulihan Ekonomi, Pengendalian Inflasi Serta Percepatan Digitalisasi Ekonomi dan Pembayaran di Sukabumi
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Sebagai wujud komitmen untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui percepatan digitalisasi dan pengendalian inflasi di Jawa Barat, pada Selasa (12/10/2021), Bank Indonesia Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi melakukan High Level Meeting (HLM).

Agenda HLM membahas berbagai isu strategis untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi, khususnya melalui percepatan dan perluasan digitalisasi secara komprehensif, dan pengendalian inflasi. Meskipun Kabupaten Sukabumi bukan merupakan 7 Kota IHK yang menjadi kota perhitungan inflasi BPS Jawa Barat, namun memiliki peran penting mengingat Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu basis produksi pangan wilayah Jawa Barat.

Bertempat di ruang Aula Setda Palabuhanratu, Kantor Bupati Kabupaten Sukabumi, HLM dihadiri oleh Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto, beserta jajaran dan Bupati Sukabumi, Drs. H. Marwan Hamami, M.M, beserta seluruh SKPD terkait. Turut hadir juga dalam HLM, Ketua TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dan TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Cianjur secara virtual.

Baca Juga:Investor Dukung Pengembangan Ultra Mikro, BRI Catat Rekor Kapitalisasi Pasar Terbesar Sepanjang SejarahIkuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Keberhasilan Program Transformasi BRIVOLUTION

Kabupaten Sukabumi merupakan penyumbang ekonomi ke-9 di Jawa Barat dan sebagai salah satu basis produksi pangan Jawa Barat. Pangsa ekonomi Kabupaten Sukabumi terhadap Jawa Barat sebesar 3,18%. Selama tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi di 27 kabupaten/kota di Jabar terkontraksi akibat pandemi Covid-19, tidak terkecuali Kabupaten Sukabumi yang ekonominya terkontraksi sebesar -1,08% (yoy) walaupun tidak sedalam Provinsi Jawa Barat yang terkontraksi sebesar -2,44% (yoy) pada tahun tersebut.

Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), porsi terbesar ekonomi Kabupaten Sukabumi bersumber dari Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (22,83%), Perdagangan Besar dan Eceran (16,93%), Industri Pengolahan (16,31%), Konstruksi (11,75%), serta Transportasi dan Pergudangan (7,34%).

Penyebab terkontraksinya perekonomian Kabupaten Sukabumi 2020 bersumber dari menurunnya kinerja sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Konstruksi, Tranportasi dan Pergudangan, serta Industri Pengolahan.

Sementara, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih tumbuh positif pada tahun 2020. Hal ini yang menjadi faktor penahan perekonomian Kab. Sukabumi tidak terkontraksi lebih dalam.

Secara umum, kontraksi perekonomian Jawa Barat dari awal pandemi di 2020 sampai dengan kuartal I 2021, termasuk Kabupaten Sukabumi bersumber dari kondisi ekonomi global dan nasional yang tertekan akibat pandemi Covid-19 yang secara signifikan mengerem mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi.

0 Komentar