“Vaksin hibah jenis Sinopharm diberikan kepada penyandang disabilitas sebanyak 450.000 dosis. Hibah jenis sinopharm ini dari raja UEA. Jadi tanggung jawabnya cukup luar biasa banget,” kata Angkie.
Jawa Barat, kata dia, mendapatkan alokasi vaksin disabilitasnya sebanyak target sasaran 60.824 atau 121.648 dosis. Untuk dosis satu ini melebihi target sebanyak 101 persen untuk dosis satu. Untuk Kota Bandung mendapatkan alokasi 13.755 dan sudah 100 persen realisasinya untuk dosis pertama. “Ini semua karena gotong royong,” kata Angkie.
Menurutnya, vaksinasi untuk penyandang disabilitas menjadi tantangan yang sangat luar biasa kelompok masyarakat ini memiliki tingkat tinggi. Angkie bahkan mengungkapkan sempat kehilangan harapan penyandang disabilitas dapat mencapai kekebalan komunal.
Baca Juga:Pergoki Maling Ayam, Guru MTs di Cianjur DibacokRidwan Kamil untuk Hari Jadi Kota Bandung ke-211: Tolong Direformasi ASN/PNS-nya
“Jujur vaksinasi ini tantangan yang sangat luar biasa khususnya untuk penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki kerentanan yang sangat luar biasa dengan ragam disabilitas yang sangat beragam,” kata Angkie.
Akses yang dimiliki sangat terbatas dan juga banyak misinformasi tentang vaksin yang sangat banyak. “Banyak teman-teman disabilitas yang tidak terlalu banyak informasi untuk divaksin, bingung gimana divaksin,” katanya.
Hingga akhirnya gebyar vaksinasi dilaksanakan serentak di 20 kabupaten/kota. “Di luar dugaan Jawa Barat ini melebihi target. Saya mengucapkan terima kasih,” tutupnya. (rls/nik)