Cianjurekspres.net – Muatan lebih banyak ditambah bahan bakar yang irit, membuat Andi Supriadi (34) Pedagang Telur di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur jatuh hati kepada Isuzu Traga. Total saat ini ada tiga unit Isuzu Traga yang dimilikinya.
Ditemui di toko telurnya beberapa waktu lalu, Andi mengaku sebelum menggunakan Isuzu Traga sempat mencoba kendaraan sejenis lainnya dalam menjalankan usahanya. Seiring bertambahnya pesanan ditambah jarak pengiriman yang jauh, dirinya mulai memperhitungkan biaya operasional yang dikeluarkan.
“Waktu itu kita ambil satu unit (Isuzu Traga) percobaan dulu gimana rasanya, setelah kita coba ternyata jauh lebih menguntungkan,” katanya.
Baca Juga:Uu Tekankan Pentingnya Program SADESHA untuk Perkuat SDMVaksinasi Guru dan Tenaga Pendidik Terus Berproses
Dirinya membandingkan, jika menggunakan kendaraan sejenis lainnya untuk biaya bahan bakar premium menghabiskan hampir Rp200 ribu ketika mengantarkan pesanan telur ke daerah Jampang Surade Kabupaten Sukabumi dengan waktu tempuh enam jam. Dari sisi muatan pun hanya mampu 1,5 ton.
Sementara menggunakan Isuzu Traga, menurut Andi, dengan tujuan dan jarak tempuh yang serupa biaya bahan bakar solar hanya Rp100 ribu ditambah muatannya lebih banyak bisa 2 ton lebih.
“Kalau bagi kita pengusaha bandingannya premium Rp200 ribu, Isuzu Traga Rp100 ribu (solar) sudah 50 persen dari bahan bakar. Dari muatan jauh, kalau yang lain maksimal seratus peti muatan 1,5 ton kalau Isuzu Traga 2 ton 25 kilogram. Secara perhitungan sebetulnya lebih hemat, lebih menguntungkan. Makanya kita jatuh hati ke Isuzu Traga,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, pertama kali mengambil satu unit Isuzu Traga setahun yang lalu. Sembilan bulan kemudian baru mengambil unit kedua dan sekarang bertambah menjadi tiga unit. “InsyaAllah rencananya pengen nambah satu lagi jadi empat,” tutur Andi.
Andi juga sempat menceritakan sebelum usahanya besar seperti sekarang, diawal-awal merintis usaha jualan telur ayam 13 tahun lalu dengan cara dipikul. Saat ini pemasaran telur ayam yang dijualnya sudah ke wilayah Jabodetabek, Sukabumi dan Tasikmalaya.
“Dengan adanya pandemi ini kalau soal pendapatan jelas menurun, cuma dari bidang telur gak kaya produk lain, sembako gak terlalu berimbas ada penurunan paling cuma 20 persen,” katanya.