Cianjur.jabarekspres.com – Kementerian Kesehatan mendeteksi adanya 10 kasus varian baru B 117 di Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi, meminta temuan tersebut harus menjadi perhatian bersama karena varian baru tersebut ada yang sudah merupakan transmisi lokal.
Transmisi lokal varian B177 sudah terjadi di Kabupaten Karawang, di Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Salah satu antisipasi utama untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus dan termasuk juga mengatasi penularan varian baru, maka perlu ada pembatasan mobilitas.
Baca Juga:Pandemi Covid-19, Buruh Diimbau Tak Lakukan Aksi DemoPemprov Jabar Minta Desa dan Kelurahan Siapkan Tempat Karantina Bagi Pemudik
“Sehingga kembali lagi pembatasan menjadi kunci utama kita untuk mengatasi varian dan penyebaran dari varian baru ini. Kita melihat bahwa mobilitas yang tinggi akan menyebabkan lonjakan kasus sementara mobilitas yang rendah itu akan menekan laju penularan,” ujar Nadia dalam keterangannya dilansir dari jawapos.com, Sabtu (1/4/2021).
Peningkatan kasus yang terjadi di berbagai negara menjadi kewaspadaan bersama. Kasus di India yang saat ini sudah hampir mencapai angka 18 juta kasus dengan 200 ribu sampai 300 ribu konfirmasi kasus positif setiap hari, serta kematian yang terjadi setiap 4 menit, bisa menjadi pembelajaran untuk Indonesia jangan sampai mengalami hal yang sama.
Ada beberapa negara seperti Turki sudah memasuki kondisi lockdown akibat adanya peningkatan kasus, juga Jepang sudah mencapai 1000 kasus infeksi barunya, kemudian Singapura ada 16 kasus komunitas di Singapura.
“Perlu kembali kami tekankan bahwa negara-negara ini terutama negara-negara yang bertetanggaan dengan kita berada di Asia sudah melakukan kewaspadaan dan sudah memperlihatkan adanya peningkatan kasus Covid-19,” katanya.
Nadia menambahkan walaupun sudah membatasi mobilitas harus tetap melaksanakan protokol kesehatan. Hal itu adalah kunci untuk menekan laju penularan. Nadia mengatakan biasanya jumlah kasus di Indonesia antara di bawah 5 ribu atau 4 ribu, atau paling sedikit 5.500. Bahkan pernah meloncat sebanyak 5.800 kasus artinya ada tambahan sebanyak 600 kasus.
Kalau dilihat grafiknya kasus mulai turun sejak awal Februari terus sampai dengan Maret, di April terlihat ada sedikit kenaikan. “Ini yang tentunya selalu kita harapkan bahwa penurunan kasus betul-betul kita bisa turunkan ke titik yang paling rendah, dan kita tekan supaya tidak ada terjadi lonjakan kasus. Kami ingatkan terjadi penambahan sebanyak 600 yang tentunya harus menjadi kewaspadaan,” tegas Nadia.(JP/hyt)