Cianjurekspres.net – Sebagai kota yang termasuk ke dalam 10 wilayah yang memberikan pangsa tertinggi terhadap perekonomian Jawa Barat dengan tingkat pertumbuhan yang selalu tumbuh di atas perekonomian Jawa Barat, Kota Sukabumi memiliki potensi untuk terus diperkuat agar dapat berkontribusi optimal terhadap pemulihan dan akselerasi perekonomian Jawa Barat.
Dari sisi inflasi, Kota Sukabumi termasuk ke dalam 7 wilayah penyumbang terbesar inflasi Jawa Barat.
Meskipun Kota Sukabumi dikelilingi oleh daerah-daerah produsen (Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banten), namun volatilitas harga pangan strategis seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras di Kota Sukabumi relatif tinggi, sekaligus menjadi penyumbang inflasi.
Baca Juga:Babak Pertama Persita Vs Persib: Skor 1-2Diskoperdagin Cianjur Jamin Stok Daging Aman Jelang Ramadan
“Khusus untuk komoditas bawang merah, sebagian besar petani di Kota Sukabumi mengalami kesulitan dalam memperoleh bibit bawang merah yang berkualitas dengan harga yang wajar,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat (KPwBI Jabar), Herawanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/3/2021).
Saat ini, benih bawang merah diperoleh dari sentra bawang merah di luar wilayah Sukabumi, terutama dari Brebes. Oleh karena itu, perlu diupayakan langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi Kota Sukabumi.
Mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi Jawa Barat, Bank Indonesia (BI) Jawa Barat berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sukabumi melaksanakan High Level Meeting (HLM), bertempat di Pendopo Walikota Sukabumi.
Berikut 5 kunci utama pemulihan ekonomi Jawa Barat, khusunya di Kota Sukabumi:
- Meningkatkan potensi sektor manufaktur dengan memprioritaskan pengembangan dan upaya menaik-kelaskan industri kecil menengah (IKM/ UMKM).
- Perlu dilakukan upaya meningkatkan kinerja sektor perdagangan sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi.
- Mengembangakan sektor pariwisata.
- Meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
- Mempersiapkan infrastruktur pengembangan ekonomi daerah.
Sementara itu, dengan mengacu pada strategi pengendalian inflasi daerah, yaitu 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), untuk pengendalian inflasi di Kota Sukabumi dapat dilakukan melalui:
- Melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan wilayah lain untuk pemenuhan komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi Kota Sukabumi seperti bawang merah dan cabai.
- Penetapan kebijakan tariff yang diatur oleh pemerintah.
- Penguatan koordinasi dan awareness.
- Penguatan peran pasar induk sebagai buffer stock.
- Optimalisasi program urban farming untuk menjaga ketersediaan pasokan.
- Pengkinian data pada Sistem Pengendalian Inflasi Daerah (SILINDA) sebagai early warning system.
- Penguatan BUMD di Kota Sukabumi sebagai stabilisator harga pangan.