Kalau pagi-pagi atau subuh biasanya tapi tidak setiap hari, Plt Bupati Cianjur H Herman Suherman suka makan bubur ayam disini.
Dikatakan Yayat, proses awal pembuatan bubur ayam ini menurutnya sangatlah rumit. Mulai dari mengolah beras menjadi bubur harus benar-benar ulet, ditambah lagi proses bumbu lainnya seperti pepes daun bawang, ati ampela, kacang goreng, kerupuk, ayam goreng, seledri, dan kualitas sambal pun harus yang pres atau tidak boleh menggunakan cabai kering.
“Kalau jualannya sih enak, tapi proses pembuatannya ini kang, lumayan rumit. Tapi, bagi saya karena sudah terbiasa menjadi ringan,” ungkapnya.
Baca Juga:Vaksinasi Covid-19 Bagi Nakes Lansia Dimulai Hari IniPengunjung Kebun Raya Cibodas Cianjur Turun Drastis, Ini Penyebabnya
Dalam satu hari sebelum dilanda virus korona, lanjut Yayat, bisa menghabiskan 4 hingga 5 liter beras dalam satu harinya. Namun saat ini Yayat hanya membuat buburnya paling banyak cuma 2,5 liter saja, atau hitungan kotor rata-rata per harinya kisaran Rp700 ribu.
“Kalau sebelum dilanda virus korona, pendapatan lumayan banyak. Tapi sekarang pun alhamdulillah, kalau pendapatan kotornya pernah satu hari bisa mencapai Rp700 ribu, belanja ini dan itu paling sisa kurang lebih Rp300 ribu per hari,” jelasnya.
Yayat meyakini bahwa asal muasal bubur ayam Cianjur ini awalnya dari Cilaku, seiring berjalannya waktu saat ini banyak warga Cianjur yang berprofesi sebagai pedagang bubur ayam.
“Sebenarnya bubur ayam Cianjur ini awalnya dari sini kang, (Cilaku),” katanya.
Sesepuh Majelis Taklim Al Firdaus asal Kampung Cilaku Tongoh, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, H Dadang, mengatakan silsilah bubur ayam Cianjur sebenarnya berasal dari Kampung Cilaku.
“Sebenarnya asal usul bubur ayam Cianjur itu aslinya dari Cilaku, ya bubur ayam Umi yang saat diteruskan oleh generasi penerusnya,” kata H Dadang.
H Dadang mengatakan, di Kecamatan Cilaku bubur Umi ini sangat terkenal bahkan bapak Plt Bupati saja suka makan bubur disini yang jualannya di pinggiran Jalan depan Masjid.
Baca Juga:Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 6 Meter di Ciloto Cianjur AmbrolWonderful Indonesia Raih “Best Creative Destination”
“Bapak Plt Bupati Cianjur H Herman Suherman pun sering makan bubur disini, tapi biasanya pagi-pagi atau masih subuh,” katanya.
Ada sebuah kisah nyata lanjut H Dadang, bahwa bubur ayam yang jualannya asli keturunan Umi, pasti beda rasanya jika dibandingkan bukan asli keturunan Uminya sendiri.