Telat Vaksinasi

Pancasalah Laksamana
0 Komentar

Inggris juga jadi pelopor yang lain. Inilah dia: jarak suntikan vaksin pertama dan kedua dibuat 12 minggu. Atau tiga bulan. Bukan tiga minggu seperti yang dilakukan di mana-mana.
Dasar pemikirannya jelas: dengan menjarangkan suntikan kedua akan semakin banyak orang yang segera menjalani vaksinasi suntikan pertama. Menurut Inggris suntikan pertama itu sudah bisa memunculkan imunitas. Meski angkanya rendah. Tapi angka itu cukup untuk mempertahankan diri dari Covid selama 3 bulan.
Dalam waktu tiga bulan seluruh penduduk Inggris yang ”waji vaksin” sudah mendapat suntikan pertama. Setelah itu barulah dilakukan suntikan kedua. Yakni suntikan untuk memperbanyak lagi angka imunitasnya.
Dengan konsep itu tampaknya Inggris yang akan lebih dulu bisa menuntaskan pandemi ini. Yang sampai kemarin pun belum ada negara lain yang berniat mengikuti caranya.
Lalu bayangkan Eropa. Yang kapan memulainya pun belum bisa ditetapkan. Prancis yang sudah siap menentukan kelompok mana yang akan menjalani vaksinasi pertama langsung menundanya. Demikian juga Spanyol dan Portugal.
Negara-negara Eropa itu kini malu besar. Dan ini sensitif. Bisa memicu ketidakpuasan negara-negara anggotanya. Yang negara-negara itu juga ditekan oleh rakyat mereka masing-masing.
Bayangkan, gambaran kasarnya, Eropa baru mulai dapat jatah vaksin AstraZeneca di akhir Maret. Padahal Indonesia saja, akhir Maret itu, seluruh tenaga medis, pendukung tenaga medis, polisi, tentara dan pejabat pemerintah sudah selesai divaksinasi. Sehingga, seperti dikatakan Menkes Budi Sadikin, 1 April sudah mulai bisa dilakukan vaksinasi untuk masyarakat umum.
Saya harus mengakui Indonesia sangat sigap dalam memutuskan soal vaksin ini. Dengan demikian Indonesia masuk kelompok 40 negara yang sudah mulai melakukan vaksinasi di bulan Januari 2021.
Tentu langkah 40 negara itu juga akan sia-sia –manakala negara selebihnya tidak segera menuntaskannya. Dalam hal pandemi ini tidak boleh ada istilah ”menang sendiri”. Yang menang itu akan kalah lagi ketika ada virus dari ”negara kalah” ke ”negara menang” –di saat keampuhan khasiat vaksinasi sudah berakhir.
Mungkin Eropa perlu segera menyetujui penggunaan vaksin baru produksi Johnson & Johnson. Dan langsung memesannya. Lewat kontrak yang lebih jelas kepastiannya. Dan jangan lupa: segera kirim uangnya.

0 Komentar