Cianjurekspres.net – Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur tidak lama lagi akan memiliki Desa Wisata yang mengangkat potensi pertanian.
Lokasinya berada di Desa Sukamanah, namanya The Leles Agrowisata Keluarga. Saat ini pembangunan lokasi desa wisata di lahan seluas 3000 m² tersebut masih dalam proses pembangunan.
“Kebetulan untuk masalah desa di sini tujuannya yaitu karena masyarakat kita ini bertani, dan kebetulan para petani di desa kami petani penggarap,” ujar Kepala Desa Sukamanah, Dadan Hendrawan kepada Cianjur Ekspres, Jumat (15/1/2021).
Baca Juga: Harga Cabai Ini Naik, Begini Kata Pedagang PIC Cianjur
Menurutnya, konsep pembangunan di Desa Sukamanah lebih kepada kawasan yang disesuaikan dengan aktivitas masyarakat dan potensi wilayah. Pertanian menjadi sektor yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup petani.
“Makanya dibuatlah di sini desa wisata khusus untuk desa wisata pertanian. Jadi pada intinya ini untuk meningkatkan SDM terutama para petani. Jadi petani harus betul-betul mempunyai SDM unggul untuk meningkatkan lagi pendapatan dan mempertahankan adat istiadat leluhur,” jelas Dadan.
Lebih lanjut Dadan menjelaskan, dibentuknya desa wisata tersebut karena wilayah Desa Sukamanah adalah penyangga ibu kota kabupaten yang lokasinya sangat dekat.
“Jadi tidak jauh dari kabupaten ke desa kami, dan nanti bisa dijadikan study banding dan bisa dijadikan percontohan. Jadi nanti para petani akan kami pusatkan di tempat wisatanya, diklat apapun dari jangkauan kabupaten tidak terlalu jauh, ini potensi untuk kita Desa Sukamanah adanya agrowisata,” ucapnya.
Dadan mengungkapkan, lahan pertanian untuk desa wisata yang sering digarap oleh petani. “Para petani nanti akan hadir di sini seperti nanti cara membajak secara tradisional memakai hewan kerbau, termasuk beras tumbuk, pokoknya produk-produk pertanian ada di sini,” tandasnya.
Dadan mengatakan, dirinya mendapat bantuan untuk pembangunan desa wisata dari anggota dewan Fraksi Gerinda.
“Jadi anggarannya kita terapkan di sini untuk membangun desa wisata. Sampai pembangunan ini selesai kalau melihat anggaran ini relatif, ini juga kalau sekarang kan ada Rp300 juta, tapi orientasinya lebih ke masyarakat itu untuk berkarya, supaya ini bisa dijadikan icon dan bisa dijual dan bisa menjadi pendapatan untuk desa dan para petani,” pungkasnya.(job3/hyt)