Cianjurekspres.net – Perasaan campur aduk, tidak menyangka bisa mencapai titik Kilometer 0 Indonesia di Kota Sabang, Aceh dialami Dicky Hendrayana (57) dan Niko Subarkah (36).
Selama 48 hari, dua goweser tersebut mengayuh sepeda sejauh 3014 kilometer dari Cianjur menuju wilayah paling ujung terjauh bagian Barat di Indonesia.
Dicky dan Niko tiba di titik Kilometer 0 sekitar Pukul 17.30 WIB, Kamis (24/12). Dimana mereka mulai start dari Cianjur pada 7 November 2020.
Baca Juga:Piala Dunia U-20 Diundur, PSSI Hormati Keputusan FIFAPLN Raih Penghargaan Pendidikan Vokasi dari Kemendikbud
Bukan perjuangan mudah bagi keduanya untuk menuntaskan misi bersepeda sejauh ribuan kilometer. Mereka mengawali dan mengakhiri gowes 3000 kilometer dengan track menanjak.
“Saya sampai jam 17.30 WIB. Perasaan memang campur aduk, jadi gak nyangka kami bisa sampai ke titik 0 KM sejauh 3014 Kilometer tepatnya selama 48 hari dan ternyata memang endingnya itu lebih berat karena elevasi di daerah Sabang sampai ke KM 0 ternyata memang menguras tenaga dan ada drop tenaga karena memang medannya sangat berat sekali,” ucap Dicky Hendrayana kepada Cianjurekspres.net, Kamis (24/12) malam.
Dirinya mengaku, setibanya di titik kilometer 0 banyak pengunjung yang secara spontan memberikan tepuk tangan. “Mereka kaget ketika tahu bahwa kita sudah 48 hari gowes sejauh 3014 kilometer,” ujar Dicky.
Niko, ungkap Dicky, langsung membuang sepeda dan sujud syukur setibanya di Tugu Kilometer 0. “Saya juga ikut sujud syukur bahwa pencapaian ini memang semata-mata karena Allah SWT, bukan yang lain. Bukan karena kita jago, bukan karena kita kuat tapi kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT, diberikan kemudahan untuk bisa sampai ke titik 0 Kilometer paling Barat di Indonesia,” tandasnya.
Selepas sujud syukur, Dicky dan Niko berpelukan. Muncul perasaan haru di dalam diri mereka masing-masing. “Kami tidak bisa ngomong hanya saling berpelukan, karena kami telah berhasil menaklukkan diri sendiri, menaklukkan ego masing-masing agar dalam kondisi apapun kami tetap bekerjasama. Itulah yang kita capai,” katanya.
“Titik Kilometer 0 adalah simbol bagi kami Niko untuk mengenolkan diri, menaklukkan diri sendiri,” tegas Dicky.(hyt)