Ia mengatakan, untuk posko siaga ada di Kecamatan masing-masing, karena pihaknya berencana di 32 kecamatan ada posko siaga di kecamatan.
“Dan ada juga di desa karena kita punya rencana di 350 desa, satu desa itu ada 5 orang Retana yang mewakili setiap kampung dari penduduk itu,” katanya.
Jadi, lanjut dia, pihaknya sudah beberapa minggu ke belakang sudah ada apel siaga bencana dan telah menginstruksikan kepada seluruh retana sebanyak 1.832 untuk siaga bencana.
“Untuk titik yang rawan ada yang banjir dan longsor. Kalau yang banjir itu biasanya ada di daerah daerah bantaran sungai yang dilalui oleh bantaran sungai. Kalau rawan longsor itu hampir di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur resiko longsor, karena letak geografis dari pada Kabupaten Cianjur itu perbukitan semua,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, untuk korban yang terdampak bencana bantuan tetap mengalir, baik dari pemerintah maupun dari swasta ataupun dari masyarakat lainnya tetap mengalir ke korban banjir.
Baca Juga: Cianjur Paling Rawan Banjir dan Longsor
“Kami mengimbau agar masyarakat Cianjur tetap waspada di waktu-waktu sekarang. Informasi ada di relawan tangguh bencana ataupun di tiap kecamatan, bahwa di musim penghujan ini atau pun kapan pun masyarakat jangan buang sampah sembarangan jangan menebang pohon sembarangan tanami di lereng-lereng itu dengan pohon keras,” katanya.
Irfan mengatakan, terhitung sejak bulan Januari hingga Oktober 2020 kurang lebih ada 121 peristiwa bencana di Kabupaten Cianjur.
“Terhitung sejak bulan Januari hingga Oktober 2020 ini, kurang lebih sudah 121 peristiwa bencana alam di Kabupaten Cianjur,” paparnya.
Menurutnya, bencana di Kabupaten Cianjur ini terbilang paling lengkap. Pasalnya, mulai dari bencana kekeringan, banjir, longsor, hujan, pergerakan tanah, angin puting beliung dan lain sebagainya.
“Di Jawa Barat, Cianjur ini merupakan wilayah paling rawan terjadi bencana alam,” ujarnya.
Terlebih lanjut Irfan, selain memiliki wilayah perbukitan kontur tanah di Cianjur ini terbilang rentan terjadinya pergerakan tanah yang bisa menyebabkan bencana lonsor.
“Seperti di wilayah Cianjur utara, mulai dari Kecamatan Cipanas, Sukaresmi, Cugenang, Cikalongkulon rentan terjadi pergerakan tanah, disusul dengan wilayah Cianjur Selatan mulai dari Campaka hingga Kecamatan Naringgul sangat rentan terjadinya bencana,” tandanya.