“Jika (karyawan) Biro Barjas ini non reaktif, maka kepercayaan kepada Biro Barjas semakin tinggi,” tuturnya.
Berikutnya, tes masif akan dilakukan dengan kuota 400 orang di Gedung Sate dan 300 orang di Rumah Tahanan (Rutan) Negara Kelas I Bandung atau dikenal Rutan Kebon Waru pada Senin, 13 Juli mendatang.
Di Gedung Sate, Pamriadi berujar bahwa pihaknya bekerja sama dengan Jabar Bergerak dan Institut Pembangunan Jawa Barat (INJABAR) Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk pertama kalinya akan menguji coba alat uji cepat atau rapid test buatan Unpad.
“(Senin) akan diujicobakan alat rapid buatan Unpad. Selain itu kami juga menyediakan fasilitas swab test (tes usap) untuk yang reaktif (COVID-19),” kata Parmiadi.
Sementara tes masif di Rutan Kelas I Bandung akan diikuti oleh karyawan, tahanan, dan masyarakat sekitar rutan dan rencananya akan dihadiri oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Yasonna H. Laoly.
“Untuk kegiatan di Rutan Kelas I, kami bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat. Selain tes COVID-19, kami di sana sekaligus menyerahkan bantuan sosial berbentuk 300 paket sembako,” ujar Parmiadi.
Pendanaan keseluruhan bakti sosial yang dilakukan GPP Jabar ini, lanjut Parmiadi, dilakukan dengan konsep gotong royong dari donasi para donatur yang terkumpul.
“Program GPP ini implementasi ajaran Trisakti dari Bung Karno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya bangsa. Kepribadian bangsa inilah yang diterapkan, yakni gotong royong untuk membantu pemerintah dan masyarakat,” tutupnya.(rls)