Selain fisik, faktor fokus juga sangat memengaruhi. Kata Ahsan, kalah di partai perdana oleh Marcus Fernaldi Gideon/M. Shohibul Fikri dengan skor 11-21, 21-14, 21-23 membuatnya bernafsu untuk menang di laga-laga selanjutnya.
Namun, karena terlalu ngotot, penampilan Ahsan/Leo kurang maksimal. Ketika posisi leading, mereka terburu-buru ingin menyelesaikan pertandingan. Mereka kehilangan konsentrasi.
“Ya, kalau terlalu mau menang, mainnya juga jadi berantakan,” kata Ahsan.
Mereka pun mengubah mindset. Dari yang harus menang menjadi fokus merebut poin per poin. Permainan keduanya jadi lebih terarah. Hal itu dibuktikan saat melawan pasangan Kevin/M. Reza Pahlevi Isfahani. Di luar dugaan, Ahsan/Leo menang 16-21, 23-21, 21-12.
“Jadi lebih enjoy kalau fokus. Kesalahan-kesalahan sendiri juga berkurang,” ulasnya.
Melihat hasil Home Tournament, Herry IP tidak akan mengubah pola latihan. Menurut dia, porsi latihan sudah sesuai dengan kondisi terkini. Dia tidak akan memaksa diri untuk meningkatkan porsi. Apalagi, jadwal turnamen belum pasti.
“Yang penting (kondisi, Red) stabil saja dulu,” kata Herry.
“Kalau bagi saya, lebih baik menaikkan fisik daripada teknik. Kalau teknik jauh lebih lama karena banyak faktor. Untuk fisik, beberapa pemain sudah bisa balik dengan waktu cepat,” pungkasnya.(japos/**)