“Selama ini aplikasi (PIKOBAR) sudah ada, namun pengisian data terhambat. ASN yang diturunkan, selain bertugas mencari data, mereka juga akan melakukan asistensi kepada rekan-rekan pemerintah kabupaten/kota untuk membarui data-data yang berkaitan COVID-19,” ucapnya.
Sebelum bertugas, 100 ASN terpilih menjalani rapid diagnostic test (RDT) dan mendapat pembekalan dari Atlas Medical Pioneer (AMP) Fakultas Kedokteran Unpad terkait protokol pencegahan penyebaran COVID-19. Hal itu dilakukan untuk menekan risiko terpapar COVID-19.
“Mereka yang mendapat tugas ke kabupaten/kota akan menghadapi risiko tinggi. Maka, kami harus membekali mereka dengan sungguh-sungguh, dan memastikan mereka pergi dengan keadaan sehat,” kata Dudi.
Solidaritas sosial yang kuat dan semangat gotong royong dari ASN Jabar turut berkontribusi pada penanganan COVID-19, baik dari aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dudi pun mengajak ASN Jabar untuk terus berperan serta menangani COVID-19 dengan kompetensi yang dimiliki.
“Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk membantu percepatan penanganan COVID-19. Kalau kita punya uang, kita bisa menyumbang. Kalau kita punya pengetahuan, kita mengedukasi masyarakat soal COVID-19. Kita dapat membantu percepatan penanganan COVID-19 dengan kompetensi kita,” katanya.(rls)