Cianjurekspres.net – Penanganan Gugus Tugas Penangaan Covid-19 Kabupaten Cianjur terhadap Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dinilai sangat janggal.
Hal tersebut terlihat dari resposibilitas pemeriksaan swab atau PCR atas PDP tersebut yang terkesan terjadi pembiaran, ditambah tingginya angka kematian PDP hingga 26,13 persen.
“Apakah ini karena tidak mau terdeteksinya yang positif hingga image Plt Bupati Cianjur dikatakan baik dalam penanganan Covid-19 atau seperti apa, kita tidak tahu,” kata Direktur Politic Social and Local Goverment Studies (Poslogis) Cianjur, Asep Toha atau yang biasa disapa Asto, Kamis (4/6).
Baca Juga: Bagikan Puluhan Ribu Masker, Diah Pitaloka Soroti Kurangnya Tenaga Medis dan Dokter di Puskesmas
Asto mengatakan, disatu sisi tentunya mengucap syukur bahwa saat ini di Cianjur nol kasus positif. Tapi di sisi lain, timbul pertanyaan, dan kehawatiran. Apakah benar nol positif, sementara jumlah PDP dalam pengawasan ada 73 orang.
“Walaupun kita sangat berharap dan berdo’a mudah-mudahan PDP yang 73 orang tersebut hasil swabnya negatif, tetapi GTPP Covid-19 Cianjur harus responsif atas status PDP tersebut, sehingga keluarga mereka tidak was-was. Secepatnya lakukan swab dan hasilnya segera serahkan kepada keluarga mereka, sehingga keluarganya tenang atas hasil rekam medis tersebut, jangan sampai menggantung nasib pasien dan keluarganya,” katanya.
Menurutnya, penanganan Covid-19 itu harus transparan, hilangkan unsur-unsur ingin dibilang berhasil atau apa, tapi utamakan keselamatan warga. Apalagi seperti daerah lain, terus melakukan pemeriksaan masal agar masyarakat teryakinkan bahwa bereka bersih dari Covid, tidak peduli lagi image kepala daerahnya mau jelek atau tidak dengan tingginya angka positif tetapi yang terpenting masyarakat terselamatkan dan daerahnya benar-benar bersih dari Covid-19.
“Kasus yang dari Bojongpicung misalnya, hasil rapidnya dinyatakan reaktif. Ini salah satu contoh bahwa GTPP Covid-19 Kabupaten Cianjur tidak benar-benar melakukan pembersihan atas ODP yang ada di Cianjur. Kami hawatir ada lagi kasus-kasus seperti itu pada ODP-ODP lainya,” ujar Asto.
Sejak awal pelaksanaan PSBB di Cianjur, pada 6 Mei 2020 terdapat penambahan jumlah PDP sebanyak 68 pasien, dari 45 orang menjadi 133 orang dan pasien dalam pemantauan terjadi penambahan sebanyak 43 orang dari 30 orang menjadi 73 orang. Dan yang meninggal meningkat drastis sebanyak 20 orang dari 9 orang menjadi 29 orang.