Panduan tersebut menyiapkan protokol kesehatan baru yang lebih ketat. Misalnya, mal wajib membatasi jumlah pengunjung, menyediakan alat keberhasihan bagi pekerja dan pengunjung, dan memasang pembatas atau tabir kaca bagi pekerja yang melayani pengunjung.
“Kita harus mulai menyusun protokol kesehatan untuk masing-masing entitas kegiatan dalam masyarakat kita. Contohnya bagaimana protokol kesehatan di lingkungan industri, kemudian di lingkungan perkantoran, protokol kesehatan di lingkungan sekolah, di lingkungan lembaga pendidikan, dan lembaga dan institusi-institusi lain,” katanya.
“Manajemen pun akan lebih terfokus pada elemen wilayah terkecil yang ada di pemerintahan. Kita mengkaji bagaimana
pengendalian tingkat desa, lurah, atau paling tidak tingkat kecamatan. Tentunya dengan mengkoordinir semua pihak
termasuk setiap unit pelayanan unit kepada publik, yang nanti akan ada tim pengendali COVID-19,” tambahnya.
Tetap Fokus pada Risiko Penularan COVID-19
Berli memastikan, kewaspadaan Jabar dalam mengendalikan COVID-19 tidak akan berkurang meski memasuki tatanan
normal baru. Pengetesan COVID-19 dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab maupun rapid test akan secara intens dilakukan.
Selain sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran COVID-
19 yang komprehensif, melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien
COVID-19.
“Kita mengambil sikap atau putuskan kebijakan dengan tetap mengendepankan kewaspadaan. Salah satu kewaspadaan
yang akan terus ditingkatkan adalah melakukan pemeriksaan atau pendeteksian yaitu dengan rapid test maupun swab test,” katanya.
“Di dalam era kenormalan baru itu, kita akan melihat petugas-petugas kesehatan menggunakan kendaraan yang ada, di
Jabar itu ada ambulans, ada MPUS, ada MASKARA, ada berbagai kendaraan Pemda Provinsi yang nanti akan berkeliling
melakukan pemeriksaan rapid test, kemudian swab test ke kerumunan-kerumunan,” imbuhnya.
Pengetesan masif di Jabar disertai pula dengan penguatan kesiapan laboratorium, supaya tes masif dengan metode PCR berjalan optimal. Tes swab sendiri dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar.