Cianjurekspres.net – Penyaluran bahan pangan Program Sembako pada April banyak ditemukan keluhan dari para keluarga penerima manfaat (KPM), Senin (13/4/2020). Bukan hanya pada kualitas pangan, namun juga ditemukan selisih harga sembako yang cukup besar dibandingkan harga di pasaran.
Hal tersebut memperkuat adanya dugaan terjadinya penyelewengan dana KPM oleh oknum suplayer. Berdasarkan tim investigasi LSM Cianjur Aktivis Independen (CAI) Kabupaten Cianjur, terdapat kualitas bahan pangan diduga kuat tidak sesuai dengan kualitas. Parahnya, ada dugaan selisih di dalam realisasi penyaluran program tersebut.
“Ada yang kualitas beras tidak sesuai dengan ketentuan. Berasnya berkualitas buruk. Daging yang diberikan terdapat banyak lemak di tambah sedikit basi. Kemudian terdapat selisih berdasarkan investigasi tim yaitu mencapai Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per KPM,” kata Direktur Eksekutif LSM CAI Kabupaten Cianjur, Farid Sandi, kepada Cianjur Ekspres, Senin (13/4/2020).
Contohnya di Kampung Pasirasem RT 02/RW 18, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, para KPM menerima beras dengan kualitas jelek seberat 10 kilogram, daging sapi sekitar 1/2 kilogram, kentang 1/2 kilogram, apel 1/2 kilogram, dan tempe sepotong ukuran sedang. Total estimasi belanja sekitar Rp146.500 ribu dari total saldo KPM Rp200 ribu. Artinya ada sisa atau selisih harga yang cukup besar yakni Rp52.500 ribu.
“Rinciannya beras tanpa kulitas di pasar tradisional Rp7.500 per kilogram, daging sapi 1/2 kilogram Rp55 ribu (jika harga daging lokal), kentang 1/2 kilogram Rp6.500 ribu, buah apel hijau tanpa kualitas 1/2 kilogram Rp8 ribu, dan tempe Rp3 ribu. Total belanja sekitar Rp147.500 ribu,” kata Farid.
Dia menyebutkan, rata-rata KPM di Kecamatan Ciranjang mendapatkan bahan pangan tersebut tanpa ada telur ayam. Kualitas bahan pangan pun banyak ditemukan berkualitas jelek. Seperti buah apel hijau dalam keadaan busuk, kentang busuk, terutama kualitas beras jelek, kuning ada berbau.
“Tidak semua warga di Ciranjang mendapatkan kualitas jelek. Ada beras yang menurut warga cukup bagus, buah apel hijau juga ada yang bagus. Tapi kalau dirata-ratakan banyak kualitas bahan pangan yang tidak layak dikonsumsi. Kami sangat kecewa atas kejadian tersebut tidak kasihan kepada rakyat yang semestinya mendapatkan produk yang baik, sehat dan bergizi ini malah terbalik,” keluhnya.