Cianjurekspres.net, Tantangan perekonomian Jawa Barat diera pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease) terpantau mengalami perlambatan.
Kepala KPwBI Jawa Barat, Herawanto menyebut, untuk Jawa Barat dampak jangka pendek terlihat di Maret 2020 dengan menurunnya kegiatan perdagangan, hotel, restoran, rekreasi, serta terbatasnya aktivitas industri dan sejumlah sektor lainnya.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat kuartal I/2020 dan keseluruhan tahun 2020 diperkirakan jauh lebih rendah dari rerata historisnya. Selain itu, perkembangan ekspor dan impor Jawa Barat di awal tahun 2020 mulai terimbas,” ujar Hera kepada wartawan, Rabu (1/3/2020).
Sebelumnya, di Januari 2020, kinerja ekspor dan impor Jawa Barat sudah mengalami perlambatan. Berdasarkan data BPS Jawa Barat, eskpor pada Januari 2020 turun 8,54% (yoy), terutama terjadi pada industri utama Jawa Barat, yakni elektronik, TPT dan otomotif.
Sementara impor pada Januari 2020 juga tercatat turun sebesar 7,90% (yoy), akibat terhambatnya pasokan barang raw material dari China dan permasalahan pengiriman ekspor akibat outbreak COVID-19 di negara-negara tujuan ekspor.
“Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga mempengaruhi tingkat inflasi di Jawa Barat. Inflasi Jawa Barat pada tahun 2020 secara keseluruhan diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019,” ujarnya.
Tercatat, Inflasi Jawa Barat di Januari dan Februari relatif cukup tinggi yang disumbang oleh kenaikan harga komoditas pangan terutama bawang putih. Selain itu, kenaikan cukai tembakau dan kenaikan tarif angkutan online, turut mendorong inflasi di tahun 2020.
“COvi-19 juga menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia termasuk Rupiah serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman seperti emas,” tuturnya.
Hera menyebut, upaya penanggulangan Covid-19 yang dilakukan KPw BI Provinsi Jawa Barat dengan mengkampanyekan social distancing serta mengimplementasikan working from home (WFH) bagi pegawainya.
Dari sisi pengendalian inflasi, KPw BI Jawa Barat akan mendorong pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk meningkatkan kegiatan inspeksi lapangan guna memastikan ketersediaan pasokan.
“Pentingnya optimalisasi sistem informasi dalam memonitor harga pangan di pasar tradisional maupun pasar modern, kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah menyelenggarakan operasi pasar kebutuhan pokok masyarakat melalui saluran distributor/agen besar untuk menghindari kegiatan yang menarik massa,” tuturnya.