Terkait sosok Herman Suherman dan Tb Mulyana Syahrudin yang diusung lima parpol. Diungkapkan Dedi, satu sisi petahana punya dua hal dilematis. Bisa memudahkan akses Plt (Herman) konsolidasi publik. Sisi lainnya, terjebak etika pejabat publik sehingga tidak leluasa bergerak.
Baca Juga: Kemarin BHS, Sekarang BHS-M?
“Sementara Golkar, membaca catatan Pilkada terdahulu memang tidak prestatif, tetapi memilih petahana adalah pilihan cukup baik karena ini berbeda dengan terdahulu. Artinya, mereka tidak mau mengulang komposisi yang sudah terbukti kalah di masa silam,” papar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) tersebut.
“Sementara soal ketokohan, keduanya tidak lebih menonjol dari lainnya sehingga potensi kalah itu tetap mengemuka, sekurang-kurangnya dengan kondisi sekarang ini,” sambung Dedi Kurnia Syah Putra.
Diberitakan sebelumnya, lima partai politik sepakat berkoalisi mengusung Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman-Tb Mulyana Syahrudin di Pilkada 2020.
Pernyataan koalisi kelima partai yakni PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, PAN dan PPP tertuang dalam piagam koalisi yang dibacakan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cianjur, Susilawati saat Deklarasi Koalisi Bersama Herman Suherman-Mulyana Membangun Cianjur (BHS-Manjur) di Agra Grand BallRoom Amen Restaurant, Cipanas, Cianjur, Minggu (8/3).(*)