CIANJUR – Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengapresiasi upaya CV Surya Kencana Padjadjaran yang telah mendorong bantuan dana hibah dari Pemerintah Jepang untuk pembangunan madrasah di Yayasan Darul Huda.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada kepada pengusaha lokal Cianjur dalam hal ini yang ada dibawah naungan Asosiasi Askonas, untuk mendorong dana bantuan hibah dari Pemerintah Jepang,” kata Herman disela-sela melakukan peletakan batu pertama di Yayasan Darul Huda Pacet, Kamis (20/2/2020).
Herman mengatakan, proses bantuan yang digelontorkan Pemerintah Jepang memang tidak mudah dan membutuhkan proses yang cukup panjang.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur, sangat apresiasi sekali karena Yayasan Darul Huda telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang. Mudah-mudahan ini bisa dijadikan contoh bagi sekolah atau Yayasan lainnya yang ada di Kabupaten Cianjur,” ucapnya.
“Bantuannya sangat besar dan ini prosesnya pasti lama, sebagai pemerintah daerah kami juga merasa bersyukur karena ada campur tangan perusahaan lokal juga yang memperjuangkan. Kalau pemerintah bergerak sendiri tentu membutuhkan waktu lama mengingat Cianjur sangat luas,” sambung Herman.
Sementara itu Pemilik CV Surya Kencana Padjajaran, Yudi Dharmawan mengaku ikut bahagia dengan turunnya bantuan dana dari Pemerintah Jepang.
“Dulu kepala sekolah datang ke kami meminta bantuan desain dan gambar untuk bantuan, saya melihat sekolah ini besar sisi sosialnya untuk warga jadi kami bantu juga,” katanya.
Menurutnya, pengerjaan konstruksi madrasah berbeda dengan yang biasa dikerjakan untuk pembangunan lainnya.
“Selain ruangan kelas kami juga akan bangun taman bacaan anak-anak,” tandasnya.
Yudi bersyukur pemerintah Jepang mempercayakan pembangunan dan menyetujui, karena sangat sulit dan harus benar mendetail. “Proposal diajukan ke Tokyo dan langsung bagus responsnya,” ujarnya.
Ketua Yayasan Darul Huda, Ali Al Bustom mengungkapkan, Yayasan Darul Huda berdiri di atas tanah wakaf tahun 1976 dan lembaganya Madrasah Ibtidaiyah.
“Seleksi dan tahapan untuk mendapatkan dana bantuan dari Kedutaan Jepang sangat ketat, waktunya dua tahun lamanya,” kata Ali.
Setelah melalui serangkaian tahapan, akhirnya hanya empat provinsi yang dapat. “Kami mewakili Jabar dan dapat bantuan terbesar yakni Rp 1,1 miliar untuk pembangunan tiga ruang kelas baru,” ujar Ali.