PANGANDARAN – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Kamil bersama tim prevalensi stunting Jabar memberikan pembinaan pencegahan stunting.
Melalui program siaran keliling (sarling) untuk Jawa Barat ke-15, ia menyebut di Jawa Barat tidak boleh lagi ada kasus baru stunting.
“Kita terus dampingi dan saya dapat kabar gembira di Pangandaran ini ada intervensi (upaya untuk meningkatkan kesehatan),” kata Atalia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Rabu (5/2/2020).
Menurut Kepala Puskesmas Pangandaran Aris Rismawan, angka prevalensi stunting dan gizi buruk di Kecamatan Pangandaran menurun.
Dari 48 kasus stunting dan gizi buruk menjadi 8 kasus. Rinciannya, 7 kasus stunting dan 1 kasus gizi buruk. Penurunan itu terjadi karena intervensi penanggulangan yang dilakukan Puskesmas Pangandaran.
“Kalau stunting yang masih ada itu gizi kurang dan stunting. Kita targetkan tahun ini nol stunting,” ucap Aris.
Adanya pelayanan Gofood Anting (Gofood Antistunting), bisa mengantar PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan PMT lokal, tapi bisa intervensi mulai dari penyuluhan dan pengukuran ulang tinggi badan, berat badan.
“Jadi, kami terus-menerus ditargetkan seperti itu sampai betul-betul tidak lagi masuk stunting, minimal kalau gizi buruk, kemudian gizi kurang, lalu gizi baik,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Puskesmas Pangandaran menjadi puskesmas berprestasi tingkat Provinsi Jabar. Selain itu, Puskesmas Pangandaran menjadi puskesmas rawat inap pertama di Jabar dan masuk lima besar puskesmas se-Indonesia.
Sebagai puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) Terakreditasi Paripurna, Puskesmas Pangandaran menjadi Juara I FKTP Berprestasi Kategori Puskesmas Perkotaan Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019.
Puskesmas Pangandaran memiliki 25 kamar rawat inap dengan 40-50 tempat tidur. Masyarakat pun dapat memeriksa kesehatan, rawat inap, maupun cek laboratorium secara gratis.(rls/nik)