CIANJUR – Pengamat Politik sekaligus Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai iklim politik Cianjur menunjukkan kepastian lebih awal jelang Pilkada 2020.
Hal ini seiring manuver sejumlah partai politik untuk membangun koalisi. Seperti pertemuan yang dilakukan Partai Gerindra, PKS dan PKB di sebuah restoran beberapa waktu lalu. Termasuk sikap PDI Perjuangan, Demokrat serta PAN yang menyatakan sudah sepakat membangun koalisi.
“Iklim politik Cianjur menunjukan kepastian lebih awal, terlebih lintas parpol telah melakukan konsolidasi, dan terbaca akan terjadi dua blok besar. Antara koalisi petahana dan penantang dominan,” kata Dedi kepada cianjurekspres.net, Selasa (31/12/2019).
Terbacanya koalisi yang akan terbangun di Cianjur, menurut Dedi, menandai dimulainya kontestasi yang sepertinya akan lebih berat. Hal ini terlihat dari tokoh yang diusung, merupakan tokoh dengan basis pemilih cukup signifikan.
“Bahkan, andai saja ada lebih dari dua pasang kandidat, seteru politik akan berporos pada dua kubu,” tandasnya
Dedi menegaskan, petahana bisa saja kehilangan momentum jika tidak tepat memilih koalisi.
“Saat ini, potensi penantang petahana (Herman Suherman-red) adalah Ade Barkah Surahman. Petahana bisa saja kehilangan momentum saat tidak tepat memilih koalisi,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tiga partai besar yakni PKB, PKS dan Partai Gerindra nampaknya mulai menjajaki untuk menjalin koalisi di Pilkada Cianjur 2020 seiring pertemuan yang dilakukan di sebuah restoran, Sabtu (28/12/2019) malam.
Dalam pertemuan itu, tampak hadir Ketua DPC PKB Cianjur Lepi Ali Firmansyah, Ketua DPD PKS Cianjur Wilman Singawinata serta Ketua DPC Partai Gerindra Cianjur Dedi Kosim. Mereka juga didampingi pengurus partainya masing-masing.
Sekretaris DPC PKB Cianjur, Dedi Suherli mengakui pertemuan tersebut merupakan inisiatif ketiga ketua partai. Tujuannya untuk menyamakan persepsi untuk melakukan perubahan Kabupaten Cianjur yang lebih baik kedepannya.
“Memang (pertemuan-red) ide bersama. PKS, Gerindra dan PKB sama sekali belum pernah komunikasi selama ini. Karena mereka menunggu mekanisme penjaringan bakal calon di internalnya masing-masing,” kata Dedi.
Meski pertemuan tersebut sebagai langkah penjajakan koalisi, Dedi menegaskan jika ketiga partai tidak membicarakan soal posisi F1 dan F2.