Ekosistem Rusak, Ular jadi Masuk Pemukiman Warga

0 Komentar

CIANJUR – Pemerhati lingkungan dari Relawan Bela Alam, Eko Wiwid mengatakan, banyaknya kasus ular yang masuk ke permukiman warga di Cianjur adalah dampak dari menyempitnya daerah buruan ular, khususnya ular kobra untuk mencari mangsa.
“Secara alamiah ular berbisa seperti kobra itu hidup di darah hangat  di bawah 1000 MDPL. Hidupnya seperti daerah pesawahan dan makanan buruannya seperti tikus dan katak. Jika pesawahan sudah mulai menyempit secara otomatis daerah berburunya ular menyempit, maka ular cari tempat dimana ada hewah buruan, dan tikus di pemukiman banyak ditemukan,” terang Eko melalui pesan Whatsapp kepada Cianjur Ekspres, Kamis (19/12/2019).
Selain itu, kata Eko, ular kobra secara alamiah merupakan santapannya binatang reptor seperi elang dan burung hantu. Ketika elang dan burung hantu sudah banyak hilang atau berkurang maka populasi ular akan tambah banyak.
“Coba silakan dicek berapa hektare sawah yang sudah berlaih fungsi jadi pemukiman. Hilangnya habitat ular di antaranya sawah dan berkurangnya hewan pemangsa ular seperti elang, maka populasi ular tambah banyak. Kalau populasi ular banyak maka di antara ular akan bersaing cari makan, dan mangsanya banyak ditemukan di pemukiman seperti tikus,” ungkapnya.
Eko meminta masyarakat untuk berhati-hati dan waspada menyikapinya banyaknya kasus ular yang masuk ke pemukiman.
“Selalu membersikah darah-daerah yang bepotensi bersarangnya ular diantaranya tumpukan sampah, tumpukan bebatuan, kayu, dan kardus. Selalu membersihkan halaman rumah hindari menumpuk barang-barang bekas di sepan rumah. Selalu membersihkan lantai rumah dengan sering mengepel lantai dengan cairan wewangian. Dan, berikan ijuk aren di antara celah/lubang yang dianggap bisa dilalui ular,” terangnya.(tts/nik)

0 Komentar