BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengingatkan kreativitas adalah modal utama kemajuan Jawa Barat di masa depan. Jabar tidak dapat mengandalkan sumber daya alam atau energi selamanya, karena suatu saat akan habis. Namun jika sumber daya manusia dijadikan investasi, maka akan melahirkan perubahan.
Demikian dikatakan Emil, sapaan akrabnya, pada Pelantikan Pengurus dan Korda Indonesia Creative Cities Network (ICCN) periode 2019-2022 di Simpul Space Jalan Braga, Kota Bandung, Sabtu (7/12/19) sore.
Ia menaruh harapan kepada kepengurusan ICCN yang diketuai Fiki Satari untuk periode 2019–2022, ICCN merupakan jejaring kotakreatif. Saat ini sudah berjumlah 211 kota/kabupaten se-Indonesia.
“Salah satu yang selalu saya yakini adalah legacy, itu bahasa kerennya lah tapi bahasa kitanya jejak. Kedua jangan kagetan terhadap disrupsi,” tutur Emil dalam rilis yang diterima.
Selain itu juga dirinya mengingatkan empat nilai yang diharapkan dimiliki oleh pengurus yaitu mempunyai kompetensi keteknisan, kompetensi kejuangan, kompetensi kerakyatan dan kompetensi keikhlasan.
“Saya berharap Kang Fiki ya, ada keterukuran ya. Semua yang diomongin ini harus terukur. Jadi kalau nanti kita kumpul lagi Desember 2020 harus ada kaleidoskop progresnya,” imbuhnya.
Saat ini masyarakat itu melihat jejak. “Apa itu definisi jejak? Maaf ya ada bangunannya, ada produknya, ada karyanya. Sehingga masyarakat melihat oh kehadiran organisasi itu bermanfaat,” tegasnya.
Emil menambahkan, orang-orang kreatif jangan sampai hanya bernarasi dan berteori tanpa adanya hasil nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Maka hasil kerja yang telah dilakukan dapat dihargai dan akan terus diingat, seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
Menurut Emil, saat ini Jawa Barat menjadi barometer kreativitas nasional. Dengan adanya organisasi yang akan diresmikan, creative center yang akan dihadirkan di 27 kabupaten/kota, serta anggarannya juga ada.
“Mudah-mudahan Jawa Barat bisa menjadi mentor juga pada kota-kota yang masih berkembang. Karena saya mengalami proses ini, ada yang diposisi 1.0, 2.0 istilahnya,” pungkasnya.(nik/rls)