Dengan adanya aksi tersebut, masyarakat sempat tidak terlayani karena pegawai RSUD yang bekerja tidak ada di tempat pelayanan. Sebagian dari ratusan masyarakat yang mengantre tersebut pulang, namun masih ada yang menunggu dan berharap pelayanan kembali dibuka.
Menurut Ahmad, aksi tersebut melibatkan seluruh pegawai dan karyawan RSUD. Namun hanya perawat di ruang ICU yang tidak ikut aksi.
“Perawat yang di ruangan ICU mau turun, tapi kami tahan. Tapi kalau perawat rawat jalan (ikut aksi, red.) kita sudah kompromi dengan keluarga pasien. Semoga aksi hari ini memberikan dampak yang baik buat kita,” katanya.
Pelaksana Tugas Dirut RSUD Al Ihsan, dr Undang Komarudin, mengakui dari total jumlah karyawan RSUD Al Ihsan sekitar 998 orang, terdapat karyawan non-PNS sekitar 910 orang.
“Jadi ada hampir 96 persen karyawan non-PNS,” kata dia terkait dengan keluhan soal status kepegawaian.
Terkait dengan tuntutan yang dilayangkan ratusan karyawan kepada manajemen, pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena jabatannya saat ini masih berstatus pelaksana tugas.
“Tuntutan yang sudah saya dapatkan, pertama soal status kepegawaian jelas-jelas kebijakan bukan kebijakan kami. Kebetulan jadi Plt sejak Februari Tanggal 7, sampai sekarang belum ada yang menggantikan, sedangkan Plt ada keterbatasan, kita tidak boleh melaksanakan kebijakan strategis,” katanya.(ant/hyt)