CIANJUR – Kabupaten Cianjur terancam mengalami defisit anggaran untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 sekitar Rp35 Miliar. Bahkan defisit anggaran tersebut kerap terjadi setiap tahunnya.
“Iya defisit, tapi tidak besar. Sekitar Rp35 miliar. Tapi setiap tahun juga memang terjadi,” ujar Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (4/11/2019).
Menurutnya, defisit anggaran tersebut terjadi berdasarkan pengajuan anggaran dari setiap dinas yang akan diusulkan dan dibahas dalam pembahasan APBD 2020. Nantinya, lanjut dia, akan disepakati bersama, untuk menutupi anggaran yang kurang apakah akan dilakukan peningkatan target pendapatan daerah atau menghapus sejumlah program dan kegiatan yang dinilai belum diprioritaskan.
Herman mengatakan, solusi tersebut dilakukan setiap tahun anggaran, dan kerap tertutup tanpa ada kekurangan anggaran di tahun berjalan.
“Nanti dibahas oleh tim anggaran, bagaimana solusinya. Tapi tiap tahun juga selesai, meskipun ada defisit di awal usulan,” kata dia.
Dia menambahkan, meskipun ada dana silpa di tahun ini, kemungkinan tidak akan cukup untuk menutup anggaran yang ada. “Enggak, gak cukup. Silpa juga hanya beberapa miliar, tidak besar. Makanya nanti fokus ke hasil pembahasan tim anggaran, mau bagaimana solusinya,” kata dia.
Ditanya terkait fokus pengalokasian anggaran di 2020, Herman menyebutkan tidak akan berbeda jauh dari KUA-PPAS yang telah ditetapkan sebelumnya. Diantaranya yakni pembangunan infrastruktur ruang dan lingkungan, peningkatan pendidikan sosial dan kebudayaan, hingga peningkatan ekonomi berbasis kepariwisataan.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan, mengatakan, pihaknya akan mempelajari kaitan defisit anggaran dan mempertanyakan pada Pemkab kenapa hal tersebut bisa terjadi.
“Saya akan minta agar setiap hal terkait defisit tersebut diungkap secara gamblang oleh Pemkab Cianjur. Harus terbuka, agar bisa diketahui dimana titik masalah yang diperbaiki sehingga terjadi defisit anggaran,” kata dia.
Dia juga mempertanyakan terkait kondisi defisit yang terjadi setiap tahunnya. Sebab menurut dia, bahan tersebut tidak bisa disebut sebagai kewajaran.
“Saya akan komunikasi dengan Pemkab, kenapa hal tersebut dianggap suatu yang wajar. Saya ingin mulai sekarang hingga ke depannya tidak ada lagi defisit anggaran,” tegasnya.(bay/hyt)