CIANJUR – Wakil Ketua PSSI Askab Cianjur, Eka Merdeka menyesalkan pernyataan Calon Ketua Umum PSSI, Vijaya Fitriyasa terkait kongres PSSI dalam program Mata Najwa yang ditayangkan Rabu 30 Oktober 2019.
Dalam keterangan tertulisnya kepada cianjurekspres.net, Kamis (31/10/2019). Eka mengatakan, salah satu pernyataan Vijaya yang mengundang kontroversi dalam acara tersebut, tentang dugaan adanya operasi hening (silence operation) untuk memenangkan kandidat tertentu.
Dikatakannya, ucapan Vijaya Fitriyasa dengan seolah-olah menuduh langsung tanpa bukti yang konkrit sangat disesalkan. Apalagi menyebut nama Iwan Bule (M.Iriawan-red) yang telah berkomunikasi dengan para kartel sepak bola untuk memenangkan dirinya dalam pencalonan Ketum PSSI.
“Kan masalah lobi-lobi itu hal biasa, jangan terlalu berkonotasi negatif. Terus dalam acara salah satu televisi swasta, kami sangat menyayangkan atas ucapan tersebut,” tegas Eka.
Menurutnya, Vijaya Fitriyasa harus secepatnya melakukan klarifikasi dan konfirmasi,terhadap ucapannya apalagi sudah tersiar dilihat ditonton semua masyarakat Indonesia lewat tayangan ditelevisi.
“Tentunya dapat merugikan nama baik Iwan Bule, kan tahu sendiri Pak iwan bule itu seorang polisi. Dia lebih tahu hukum. Pernyataan ini sama saja dengan menjatuhkan nama baik Iwan Bule. Kalau Vijaya mau menyalonkan sebagai ketua PSSI, tidak perlu menyudutkan lawan harus sportif bersaing secara sehat,” tutur Eka.
Sebelumnya, dalam acara Mata Najwa yang mengangkat judul ‘PSSI Bisa Apa Jilid 5: Kongres Buat Apa’.Calon Ketua Umum PSSI sekaligus bos Persis Solo, Vijaya Fitriyasa yang hadir sebagai bintang tamu menduga adanya misi tersembunyi pada kongres PSSI yang rencananya akan digelar, pada Sabtu (2/11/2019).
Selain itu Vijaya Fitriyasa juga membahas tentang kasus penyelidikan pengaturan skor yang dilakukan oleh tim anti-mafia bola.
Menurutnya, Iwan Bule selaku yang mempunyai hak untuk menangani kasus tersebut seharusnya bisa memanfaatkan momen tersebut itu untuk memperbaiki kondisi PSSI, bukan malah dijadikan sebagai alat supaya bisa menduduki kursi ketua umum PSSI.
“Kan bisa dilihat dari hasil penyelidikan tim anti-mafia bola itu. Ada 5 orang pengurus PSSI yang ditangkap karena kasus match fixing, nah kita bisa nilai lah siapa orang-orangnya yang memang selama ini mereka mengendalikan PSSI. Yang saya sayangkan, Pak Iwan Bule sebagai jenderal polisi bintang 3 harusnya menggunakan momen ini untuk memperbaiki PSSI dan memberantas kartel. Bukan kemudian negosiasi ama kartel supaya terpilih kemudian akhirnya ‘Ya udah kita atur aja gimana bagusnya’, kan enggak boleh gini,” ungkap Vijaya.(hyt)