CIANJUR – Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cianjur, Dedi Suherli menyayangkan terjadinya insiden saat tabligh akbar Hari Santri Nasional 2019 di Alun-alun Cianjur, Selasa (22/10) malam.
“Sehingga antusias masyarakat Cianjur yang datang menghadiri tabligh akbar gagal mendengarkan tausyiah Gus Miftah,” kata Dedi Suherli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/10/2019).
Dirinya juga menyayangkan masih adanya bendera bertuliskan khilafah yang diduga merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkibar, padahal negara sudah melarangnya.
Dedi menduga aksi pengibaran bendera HTI pada saat peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Cianjur dilakukan secara sistematis dan terencana.
“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cianjur untuk tetap tenang tidak terprovokasi,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Panitia Hari Santri Nasional 2019 Kabupaten Cianjur mengungkapkan alasan terhentinya tabligh akbar yang menghadirkan penceramah Gus Miftah di Alun-alun Cianjur, Selasa (22/10) malam.
Panitia HSN 2019 Kabupaten Cianjur, H. Hafid mengungkapkan terjadinya insiden hingga yang berujung penghentian tabligh akbar berawal dari acara pawai santri yang digelar pagi harinya. Dimana ada beberapa orang yang ikut rombongan pawai mengibarkan bendera bertuliskan khilafah yang diduga merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Puncaknya pada pelaksanaan kegiatan di Alun-alun, bendera tersebut masih dikibarkan sehingga panitia mengamankannya. Tetapi malah dibuat seolah kisruh dan dianggap jika panitia menolak keberadaan bendera tauhid. Setelahnya hal itu disebarkan di media sosial,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Rabu (23/10/2019).(hyt)