JAKARTA – Kelompok yang menamakan dirinya aktivis 98 melakukan aksi ‘tutup mulut’ di depan Taman Pandang Istana untuk menolak Prabowo Subianto menjadi bagian dalam Kabinet Kerja Jokowi periode II.
“Masuknya Pak Prabowo ke dalam kabinet itu membuat demokrasi kita tidak sehat. Check and balance-nya tidak bagus. Jadi demokrasi kita tidak sehat. Saya rasa Pak Prabowo harusnya tetap jadi oposisi,” kata Ketua koordinator aksi Aktivis 98 Aznil Tan di Jakarta, Selasa.
Mereka mengenakan masker yang bertuliskan ‘Tutup Mulut’ ketika melaksanakan aksi mereka selama satu jam sejak pukul 15.30 WIB.
Anggota Aktivis 98 yang mengikuti aksi tutup mulut itu berjumlah lima orang sambil membawa kertas karton bertuliskan “Negara Tidak Boleh Takut”, “Berbagi Lapak Rusak Demokrasi”, “Tolak Pelanggar HAM”, “Rakyat Bersamamu Pak Jokowi”.
Selain alasan merusak praktik demokrasi, Aktivis 98 menilai Prabowo Subianto merupakan salah satu pelanggar HAM (Hak Asasi Manusia) sehingga tidak dapat menjadi Menteri terutama di bidang Pertahanan.
“Itu akan menciderai wibawa negara kita,” kata Aznil Tan.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Kerja Kepemimpinan Presiden Joko Widodo periode 2019- 2024 pada Senin (21/10).
“Saya beliau izinkan untuk menyampaikan bahwa saya diminta beliau di bidang pertahanan,” kata Prabowo Subianto di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Presiden Joko Widodo akan mengumumkan susunan kabinet lengkapnya pada Rabu (23/10) pagi dan dilanjutkan dengan pelantikan pada hari yang sama.
Presiden Jokowi dalam media sosial resminya, susunan kabinet pemerintahan periode mendatang sudah rampung. Mereka terserak di semua bidang pekerjaan dan profesi: akademisi, birokrasi, politisi, santri, TNI dan polisi.
Dalam media sosialnya, Presiden mengatakan para menteri terpilih adalah sosok yang inovatif, produktif, pekerja keras dan cepat.(ant/hyt)