MALANG – Tangis Wali Kota Malang, Sutiaji seketika “meledak” begitu bertemu dengan sepuluh siswa SMK Muhammadiyah Malang yang menjadi korban tamparan salah seorang motivator, Agus Setiawan dalam sebuah acara yang diselenggarakan di SMK tersebut, Kamis (17/10).
Wali Kota yang didampingi Kapolres Malang Kota dan Dandim 0833 Kota Malang itu tak mampu menahan isak tangisnya, bahkan berhenti sesaat ketika berdialog dengan para siswa yang menjadi korban tamparan motivator, orang tua/wali siswa, guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Malang, serta jajaran pengurus yayasan, Jumat (18/10/2019).
“Saya membayangkan kalau mereka ini anak saya. Anak saya ada yang seusia para korban ini. Mereka ini adalah calon pemimpin di masa depan,” ucapnya.
Ia menyesalkan kejadian kekerasan ini sampai terjadi di Kota Malang. Apalagi, Kota Malang adalah kota pendidikan. “Saya dan Kota Malang tertampar dengan peristiwa kekerasan di lingkungan sekolah ini,” jelasnya.
Sutiaji mengaku tertampar dengan kejadian ini karena tidak sesuai dengan visi misinya yang menjadi Malang kota bermartabat. “Saya pernah dipendidikan. Saya tahu, dan saya tidak suka ada orang yang memperlakukan siswa seperti itu,” ujarnya.
Pada pekan depan, politikus Partai Demokrat itu akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah di Kota Malang guna mengedukasi para kepala sekolah dalam mendidik para siswa, bahkan memberikan cara (tips) dalam memilih motivator dalam setiap kegiatan program pendidikan.
“Nanti para sekolah kalau mau mengundang motivator harus tau dulu track recordnya. Beneran motivator atau tidak. Itu harus sepengatahuan kami dan harus diinformasikan ke kami. Ini yang menjadi PR,” ujarnya.
Sutiaji mengecam motivator pelaku penamparan terhadap siswa, karena tidak berperilaku sebagaimana yang dilakukan oleh para motivator pada umumnya.
Menurut Sutiaji, seorang motivator seharusnya dapat memberikan pesan-pesan moral yang baik, bukan sebaliknya bertindak seenaknya dengan melakukan kekerasan. Apalagi, kekerasan itu dilakukan di lembaga pendidikan.
“Ini menjadi kontradiktif. Karena motivator harus memotivasi. Ada nilai kesabaran dan moral yang disampaikan, tetapi ini malah membunuh embrio kebaikan dari siswa,” lanjutnya.
Terkait dengan kasus ini, Sutiaji menyerahkan semuanya kepada kepolisian. Polisi juga telah menangkap pelaku di Surabaya saat akan bepergian ke Makassar.