Lonjakan angka tersebut didorong meningkatnya jumlah penjual dari sekitar lima juta pada tahun 2018 menjadi 6,4 juta pada tahun 2019.
Para penjual tersebut, menurut riset, sekitar 86,5 persen merupakan pedagang baru yang tersebar di 96 persen kota/kabupaten di Indonesia dengan pemasaran lebih dari 200 juta jenis barang ke pelosok negeri.
Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan Tokopedia akan menjadi super ekosistem yang menjembatani semua pihak untuk akselerasi pemerataan ekonomi digital Tanah Air.
“Kami menargetkan 10 tahun ke depan bisa berkontribusi sebesar lima persen ekonomi Indonesia,” kata William dalam diskusi publik “Dampak Tokopedia terhadap Perekonomian Indonesia” di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tokopedia telah menjadi startup yang memiliki valuasi sedikitnya 1 milar dolar AS atau disebut unicorn. Selain Tokopedia, Indonesia saat ini memiliki empat unicorn lain, yaitu Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan yang terbaru OVO.
Sementara itu, Gojek saat ini telah telah memiliki valuasi sedikitnya 10 miliar dolar AS, atau telah menjadi decacorn.
Sehingga, bisa dibayangkan kontribusi dari perusahan-perusahaan teknologi tersebut terhadap ekonomi Indonesia.
Terlebih, Rudiantara memprediksi tahun depan Indonesia akan memiliki empat sampai lima unicorn baru.
“Tahun ini lima sudah pasti, kita berharap satu lagi hingga akhir tahun, ada enam, kalau empat ya berarti ada 10 sampai akhir tahun 2020,” ujar Rudiantara.(ant/hyt)