CIANJUR – Perajin batik Cianjuran mengeluhkan minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten Cianjur. Akibatnya banyak perajin yang gulung tikar. Bahkan yang bertahan pun kini minim pesanan.
Owner Batik Cipandawa, Ahmad Fikri, mengatakan, pada awal kemunculan batik motif Cianjuran jumlah produsen batik lebih dari 10 produsen. Namun seiring waktu, jumlahnya terus berkurang.
“Sekarang paling tidak lebih dari tiga produsen perajin batik,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Rabu (2/10).
Menurutnya, jumlah pesanan dari setiap produsen pun kini sangat sedikit, padahal sebelumnya dalam sebulan perajin batik Cianjuran bisa memproduksi puluhan kain ataupun yang sudah berupa baju per bulannya.
Dia mengatakan, kondisi tersebut disebabkan pembinaan dan promosi dari pemerintah yang minim. Bahkan perajin harus bersusah payah mencari pasarnya sendiri. Padajal keberadaan batik Cianjuran bisa menjadi pembuktian jika Tatar Santri juga memiliki budaya membatik.
“Minimal nya dari lingkungan pemerintah daerah juga peduli dengan memesan produk batik perajin Cianjur. Setelah itu bantu menyiapkan pasar dan promosinya. Sehingga batik Cianjur bisa bersaing dengan daerah lain yang sudah terlebih dulu memiliki batik,” kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya berharap momentum Hari Batik menjadi titik awal adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk batik Cianjuran. “Perajin nya juga lebih dibina dan diberdayakan, sehingga batik Cianjur bisa lebih tersebar luar,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Lembaga Pengkajian, Pengembangan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (LP3EM) Kabupaten Cianjur, Harry M Sastrakusuma mengungkapkan, batik Cianjuran sendiri sudah dipatenkan sejak tahun 2014 seperti ciri khasnya yakni batik beasan.
Dengan berkurangnya pengrajin batik di Kabupaten Cianjur sudah meminta kepada Pemda Cianjur agar mengarahkan para ASN untuk menggunakan Batik Cianjuran. Namun, faktanya, hal tersebut tidak didukung.
“Kita lihat faktanya, sudah kita coba komunikasi namun tidak didukung. Bahkan hanya tinggal memberikan arahan untuk membeli sebagai bentuk dukungan kepada batik lokal,” terangnya.
Pihaknya pun saat ini mencoba kembali untuk mendorong pemerintah agar bisa melakukan pelatihan dan membantu pemasaran kepada pengrajin batik serta menginstruksikan seluruh ASN untuk menggunakan Batik Cianjuran.(bay/sri)