Seiring dengan kiprahnya berorganisasi di asosiasi pengusaha elektronika, Rachmat juga banyak membangun hubungan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Rachmat telah menduduki posisi strategis sejak 2002. Saat itu, di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, Rachmat dipercaya sebagai Ketua Kadin Indonesia bidang Industri, Logam, Mesin, Kimia, dan Elektronika. Berbagai jabatan strategis dipertahankan Rachmat, meskipun kepemimpinan Kadin berganti dari Aburizal Bakrie ke Mohamad Suleman Hidayat pada 2004. Saat itu, Rachmat dipercaya mengisi posisi Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia dan Koordinaor bidang Industri, Teknologi dan Kelautan pada 2004-2008. Jabatan wakil ketua terus ia lakoni di saat Kadin dipimpin MS Hidayat pada 2008. Selama 2008-2010, Rachmat menempati posisi sebagai wakil ketua umum Kadin Indonesia dan Koordinator bidang Perindustrian, Riset, dan Teknologi.
Dari ragam posisinya di Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Rachmat tak hanya dipandang sebagai “pakar” elektronika, tetapi ia juga didaulat sebagai penghubung asosiasi pengusaha itu dengan Jepang. Oleh karena itu, ia pun menduduki jabatan sebagai ketua dewan pemina dalam Komite Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Jepang Kadin Indonesia pada 2004-2008 dan 2008-2010. Sederet organisasi lain yang diketuai Rachmat, di antaranya Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Palang Merah Indonesia (PMI); Persatuan Alumni dari Jepang (Persada); Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ); Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI); Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (Persilat); Yayasan Melati Sakura; dan Yayasan Matsushita-Gobel.
Mitra Jokowi
Dari keaktifannya berorganisasi ditambah sejumlah penghargaan yang diterima dalam karirnya sebagai pengusaha, Rachmat Gobel pun ditunjuk oleh Presiden RI periode 2014-2019 Joko Widodo sebagai menteri perdagangan. Rachmat saat itu mengisi posisi menteri dari kalangan non-partai. Walaupun demikian, Rachmat hanya mengisi posisi menteri selama setahun dari 27 Oktober 2014-12 Agustus 2015.
Meskipun demikian, pemberhentian Rachmat sebagai menteri tak membuat hubungannya dengan Presiden Jokowi terputus. Pasalnya pada 17 Januari 2017, Jokowi mengangkat Rachmat sebagai Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Jepang. Selama menjadi utusan khusus presiden, Rachmat menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Jepang, mulai dari kerja sama ekonomi sampai pertukaran budaya.