CIPANAS – Sepekan mengikuti pendidikan sekolah pengawas partisipatif di Ciloto, Cianjur, sebanyak 81 kader dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat kini harus bersiap menghadapi Pilkada Serentak 2020.
Komisioner Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jabar, Lolly Suhenty, mengatakan sebanyak 81 kader tersebut diambil dari masyarakat umum yang sudah sesuai kriteria Bawaslu, dari 27 kabupaten/kota diambil perwakilannya sebanyak tiga orang.
“Tujuannya untuk membangun kesadaran pengawasan partisipatif kepada masyarakat luas, sekolah ini menjadi area apakah kader ini bisaelakukan kerja dengan baik setelah selesai sekolah,” kata Lolly.
Ia mengatakan, bagi kader yang daerahnya tak melakukan pilkada bisa berkontribusi dengan daerah terdekat untuk melakukan pemantauan bersama.
“Nanti kami berharap kader partisipatif yang telah digembleng ini bisa menularkan hasil kader partisipatif kepada semua orang,” ujarnya.
Lolly berharap dengan adanya sekolah kader akan semakin banyak mata dan telinga yang ikut mengawasi.
“Dengan banyak yang sudah paham maka kami berharap bisa meminimalisir terjadinya pelanggaran dalam setiap pelaksanaan pilkada,” katanya.
Materi yang diberikan kepada para kader partisipatif adalah pembangunan karakter kader, harus punya jiwa kerelawanan, harus beretika, berjiwa kepimpinan, adil gender, serta pah sejarah pengawasan agar kader semakin melek.
“Baru setelah itu masuk ke materi politik, komunikasi, analisa sosial, dan lainnya,” ujarnya.
Peserta juga berkesempatan turun langsung ke lapangan melakukan praktik bersama 13 lembaga yang bekerjasama dengan Bawaslu di Cianjur
Seorang peserta sekolah kader pengawas partisipatif asal Kabupaten Garut, Sindi Adytaningsih (20), mengatakan, selesai lulus sekolah ia dituntut untuk mengimplementasikan hasilnya di dawrah.
“Kami harus terjun mengadakan sosialisasi pengawasan pemilu maupun pilkada, meski Garut tak menggelar pilkada saat ini namun kami diminta aktif ke daerah terdekat untuk ikut membantu,” ujar Sindi, di wisma haji Al Ihsan Ciloto, Minggu (29/9).(yis/hyt)