CIANJUR – Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Cianjur mencatat sedikitnya 30 hektar lahan pertanian dan hutan terbakar sejak Januari hingga Agustus 2019.
“Kalau data terakhir kan luas lahan yang terbakar totalnya sekitar 15 hektar, tetapi ditambah dengan yang Cijedil, Cikahuripan, dan tiga lokasi lainnya, luas lahan pertanian dan hutan yang terbakar sudah lebih dari 30 hektar,” ungkap Kepala Bidang Pemadam kebakaran Satpol PP dan Damkar Kabupaten Cianjur, Sulaeman Madna, Rabu (25/9/2019).
Menurutnya, peristiwa kebakaran banyak terjadi oleh perilaku masyarakat, mulai dari sengaja membakar lahan dan kebiasaan membuat puntung rokok sembarangan. “Kalau yang faktor alam itu hanya sebagian kecil, selebihnya dikarenakan ulah manusia,” kata dia.
Sebelumnya tiga peristiwa kebakaran hutan terjadi di Gunung Rasamala, Kampung Pameungpeuk, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dengan luas area lahan yang terbakar mencapai 5 hektar, hingga kejadian di tiga titik sekaligus pada Kamis (19/9) malam.
Lalu di Gunung Bengbreng perbatasan Leles dan Cijati, di Desa Ciandam Kecamatan Mande, dan lahan di Batu Kurung Kecamatan Cikalongkulon. Total lahan yang terbakar lebih dari 10 hektar.
Sementara itu tiga hektar lahan pertanian dan hutan di Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur Selasa (24/9) malam hangus dilalap api.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi berawal dari salah seorang petani penggarap yang membakar rerumputan kering yang sudah dipotong dan dikumpulkan sebelumnya pada Selasa sore. Sekitar pukul 17.00 Wib, petani tersebut mengaku sudah memadamkan api pembakaran tersebut dan pulang ke rumah.
Namun, sekitar pukul 19.00 Wib, ternyata sisa pembakaran tersebut masih tetap menyala dan apinya membesar hingga membakar lahan di sekitarnya.
“Kemungkinan bara apinya masih ada, belum padam total. Makanya jadi muncul api lagi dan membesar terkena angin,” ujar Kepala Desa Cikahuripan, Irwan Kustiawan saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (25/9/2019).
Diungkapkan Irwan, kobaran api terus membesar hingga tidak hanya membakar lahan pertanian warga tapi juga hutan perhutani di dekatnya. Total lahan yang terbakar pun mencapai tiga hektar.
“Yang paling banyak terkena dampak itu hutan perhutani sekitar dua hektar, sedangkan untuk lahan warga sekitar satu hektar,” ujar dia.