5. Djadjang Nurdjaman (Persebaya)
Hasil imbang 2-2 melawan Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (10/8), pada laga pekan ke-13 Liga 1 2019 membuat kebersamaan Djadjang Nurdjaman dengan Bajul Ijo berakhir.
Djanur dianggap tidak bisa memenuhi harapan manajemen dan pendukung untuk membawa Persebaya berjaya. Dalam lima laga kandang, Persebaya tidak bisa meraih poin penuh.
Tak lama kemudian, Alfred Riedl ditunjuk manajemen untuk memperbaiki performa skuat Persebaya.
6. Alfredo Vera (Bhayangkara FC)
Manajemen Bhayangkara FC mengumumkan keputusan mengakhiri kerja sama dengan Angel Alfredo Vera pada 14 Agustus 2019.
Pelatih asal Argentina itu harus menanggalkan jabatannya karena dinilai gagal membawa Bhayangkara FC meraih kesuksesan di Liga 1 2019. Ia tidak bisa memenuhi target masuk lima besar.
Posisi Vera kemudian digantikan Paul Munster. Penunjukan pelatih asal Irlandia Utara itu atas rekomendasi Simon McMenemy, mantan pelatih Bhayangkara FC sebelum menukangi Timnas Indonesia.
7. Dejan Antonic (Madura United)
Dejan Antonic telah mengambil keputusan yang mengejutkan bagi publik Madura. Pasalnya, ia mengundurkan diri dari jabatan pelatih pada 24 Agustus 2019.
Padahal Madura United tengah berjuang di papan atas klasemen sementara bersama Tira Persikabo dan Bali United. Tak memperoleh satu kemenangan dari lima laga disinyalir menjadi alasan Dejan mengundurkan diri. Rasiman yang menjabat sebagai pelatih fisik kemudian menggantikan posisi Dejan.
8. Jan Saragih (Perseru Badak Lampung)
Kekalahan atas Madura United dengan skor telak 1-5 membuat manajemen Perseru Badak Lampung FC mengambil keputusan mengakhiri kerja sama dengan Jan Saragih sebagai juru taktik.
Dari 11 laga yang dilakoni Perseru saat itu, mereka hanya mengumpulkan sembilan poin dan tercecer ke posisi 15. Juru kemudi akhirnya dipercayakan kepada Milan Petrovic.
9. Syafrianto Rusli (Semen Padang)
Safriyanto Rusli resmi mengundurkan diri dari kursi pelatih Semen Padang pada tanggal 8 Juli 2019. Kekalahan dari PS Tira Persikabo dengan skor 1-3 di markas sendiri menjadi akhir dari karier Syafrianto di Semen Padang.
Mantan pelatih PSPS Riau itu menyebut, keputusan itu diambil sesuai dengan janjinya dengan pihak manajemen Semen Padang. Ia tidak mampu membawa Kabau Sirah ke posisi atas bahkan menjadi juru kunci.