Menurutnya, beberapa bagian rumahnya sempat diperbaiki dengan dana bantuan dari Yayasan Pasundan dan pejabat pemerintah Cianjur pada 2008 lalu. Namun untuk saat ini belum ada lagi bantuan yang dia terima, terutama dari pemerintahan yang sekarang memimpin.
“Aki mah malu untuk minta bantuan, apalagi ke pemerintah. Seadanya saja, kalaupun ada pihak yang membantu Aki, terimakasih karena telah peduli ke Aki dan keluarga,” ujar dia.
Aki Dadan menambahkan, sekarang dirinya lebih sering tinggal di ruangan yang sudah diubah sebagai tempat tinggi di LKC. Di samping lebih nyaman, dia juga lebih memilih di LKC lantaran memudahkan dirinya untuk mengajar generasi muda Cianjur yang ingin mengenal dan
mendalami seni Mamaos Cianjuran.
“Sering ada yang ke sini, untuk belajar. Makanya Aki mah di sini saja. Ditambah kan kalau di sana juga bisa dilihat sendiri kondisinya. Di sini juga jadi tidak kagok Aki mengajar, supaya Mamaos Cianjuran ini tetap bertahan dan tidak dilupakan,” kata dia.(bay/sri)