CIANJUR – Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terhitung sejak 12 Agustus 2019 silam telah melakukan penutupan untuk aktivitas pendakian. Penutupan tersebut akan berlangsung hingga 21 Agustus 2019 mendatang.
“Secara resmi kami telah melakukan penutupan sementara untuk aktivitas pendakian ke TNGGP,” kata Humas TNGGP Ade Bagja, Senin (19/8).
Ade mengatakan, penutupan kawasan untuk aktivitas pendakian dilakukan berdasarkan prakiran musim kemarau tahun 2019, yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, di bulan Agustus adalah puncaknya musim kemarau di Pulau Jawa khususnya di Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
“Berdasarkan ramalan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, maka dari itu TNGGP mengantisipasi kebakaran hutan, pengamanan kawasan, dan mengadakan kegiatan operasi bersih. Dengan begitu kita tutup sementara untuk kegiatan pendakian,” katanya.
Komunitas Relawan Bela Alam, yang juga sekaligus Volunter Gede Pangrango Eko Wiwid mengatakan, hingga saat ini pihaknya bersama anggota relawan lainnya tengah melakukan aksi bersih-bersih sampah yang dibawa para pendaki di TNGGP.
Menurutnya, banyak sampah yang ditinggalkan para pendaki, diantaranya sampah-sampah plastik bekas kemasan air mineral, dan plastik bekas mie instan. Dalam aksi tersebut selain volunter dari Gede Pangrango juga dari masyarakat Kampung Sukatani, Rarahan juga relawan-relawan Sukabumi dan Bogor.
“Kegiatan ini memang dalam rangka pemulihan ekosistem di TNGGP, selain itu kita juga lebih untukmensosialisasikan ke khalayak masyarakat umum kaitan dengan musim kemarau ksususnya yang dialami TNGGP,” terangnya.
Eko Wiwid mengatakan, sampah-sampah yang terkumpul akan langsung dibawa turun yang selanjutnya akan diolah oleh pihak TNGGP.(yis/sri)