Dari masa penjualan itu, tercatat ada sekitar 1.200 kambing dan domba yang dijual ke luar daerah, dan sekitar 500 ekor hewan kurban yang dijual di tingkat lokal.
“Sebenarnya dari pasar hewan ini kebanyakan pembeli dari luar daerah, kalau untuk tingkat lokalan itu hanya setengahnya dari jumlah penjualan ke luar,” kata dia.
Menurutnya, jumlah penjualan di tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu, dimana penjualan hewan kurban bisa lebih dari 2.000 ekor, baik untuk pasar lokal ataupun yang dikirim ke luar daerah. Odih mengungkapkan, penurunan itu terjadi lantaran sudah banyak transaksi jual-beli secara online, baik melalui media sosial atau sarana komunikasi lainnya.
“Sekarang kan sudah banyak yang lewat online, tinggal pesan kemudian antar ke alamat pembeli. Jadi tidak melalui pasar hewan ini. Lumayan pengaruhnya, terjadi penurunan lebih dari 10 persen setiap tahunnya,” kata dia.
Namun, ungkap dia, penurunan akibat perubahan sistem penjualan itu tidak lebih besar dibandingkan masih maraknya penjualan hewan kurban di jalan protokol. Apalagi kebanyakan hewan yang dijual tersebut bukan dari peternak Cianjur, melainkan dari luar daerah. Akibatnya peternak Cianjur minim penjualan.
“Kalau waktu masih ada yang jualan di pinggir jalan itu bisa sampai 30 persen penurunan penjualan di pasar hewan ini. Tapi dengan sudah mulai ditertibkannya penjualan di pinggir jalan, membuat penjualan di pasar ini tetap banyak, meskipun mengalami penurunan akibat yang jual secara online,” pungkasnya.(bay/red)