SWEDIA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi membuka acara Kampung Indonesia di Kungstradgarden, Stockholm, Swedia, Jumat (26/7). Penampilan angklung dari Saung Angklung Udjo menjadi pembuka acara yang digelar KBRI Stockholm tersebut.
“Saya datang ke sini membawa 200 orang dari Indonesia, untuk menampilkan budaya, membawa buah-buahan tropis kami, dan semua kerajinan tangan dari kekayaan budaya kami,” ucapnya saat memberikan sambutan.
Emil –demikian Ridwan Kamil disapa—mengatakan, bambu memiliki sejarah panjang di Indonesia. Selain menjadi bahan dasar sejumlah alat musik tradisional, bambu juga menjadi bahan dasar pembuatan beberapa infrastruktur, seperti jembatan.
“Angklung ini adalah instrumen musik dari bambu. Karena dalam sejarah panjang Indonesia, kami membuat segalanya dari bambu, termasuk jembatan, rumah, peralatan makan, dan alat musik. Semoga Anda bisa menikmati (penampilan),” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Emil juga menjelaskan, sejumah potensi Indonesia, khususnya Jawa Barat. Mulai dari jumlah penduduk sampai pertumbuhan ekonomi. Dia pun berharap Indonesia-Swedia dapat menjalin kerja sama di berbagai sektor.
“Kami (Jawa Barat) punya 50 juta penduduk, lima kali lipat dari warga Swedia. Followers Instagram saya 10,7 juta orang, juga lebih banyak dari populasi Swedia. Kami (Indonesia) punya ekonomi yang kuat saat ini, kami tumbuh 5 persen, dan saat ini kami adalah ekonomi terbesar ke-13 di dunia menurut G20,” katanya.
“Dan dalam 30 tahun ke depan, jika kami memiliki kerja sama yang baik di ekonomi dengan Swedia, Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar keempat atau kelima di dunia,” lanjutnya.
Emil juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada KBRI Stockholm yang telah menyelenggarakan Kampung Indonesia. Dengan adanya Kampung Indonesia, kata dia, masyarakat Swedia jadi tahu kekayaan budaya Indonesia, khususnya Tanah Pasundan.
“Saya ingin berterima kasih kepada Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm yang membuat ‘Kampung Indonesia’ ini. Kami punya 17 ribu pulau, 400 bahasa, dan banyak variasi budaya mulai dari musik, tarian, dan pakaian,” tutupnya. (rls)