210 Hektar Tanaman Padi Puso

210 Hektar Tanaman Padi Puso
TANAM: Seorang petani sedang menanam padi karena pengairan untuk sebagian areal pesawahanmasih normal. (FOTO: IST)
0 Komentar

CIANJUR – Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikulura (DPPPD) Kabupaten Cianjur mencatat luas area lahan pertanian yang mengalami dampak kekeringan terus bertambah. Bahkan saat ini tercatat sudah 210 hektar sawah mengalami puso.
Kepala DPPPD Kabupaten Cianjur, Mamad Nano menyebutkan, saat ini luas areal pesawahan yang terdampak kekeringan mencapai 3.400 hektare, 1.941 hektar di antaranya terancam fuso dan 210 lainnya sudah sampai gagal panen.
“Luasan tersebut bisa bertambah jika musim kemarau yang diprediksi masih akan terus berlangsung hingga bulan depan,” kata dia kepada wartawan, Selasa (16/7).
Menurutnya, 66 ribu hektar luas lahan sawah di Cianjur sudah ditanami, sekitar 43 ribu hektare belum panen. Lahan itupun berpotensi mengalami kekeringan, mulai dari kekeringan ringan, sedang, berat, hingga fuso.
Mamad menyebutkan, areal pesawahan di wilayah Cianjur selatan yang paling terdampak kekeringan karena minimnya jaringan irigasi. “Di Agrabinta sudah dua ribu hektare sawah (kekeringan), Cijati juga, belum di wilayah kecamatan lainnya. Ini memang bencana yang merata,” ucapnya.
Dia mengatakan, koordinasi lintas OPD, mulai dari Dinas PUPR, BPBD dan instansi terkait lainnya perlu terus dilakukan. Dengan begitu monitoring, pengananan dini, hingga penanganan jangka panjang bisa dilakukan dengan optimal.
Dia mengungkapkan, Dinas Pertanian tengah berupaya meminimalisir kekeringan dengan menurunkan mesnin pompa ke wilayah rawan kekeringan, dengan harapan sumber air terdekat bisa disalurkan ke lahan yang kekurangan air.
“Selagi masih ada cadangan air, kita optimalkan pompa. Namun memang tidak semua petani mau melakukannya karena ada tambahan cost (biaya), harus beli bahan bakar juga,” kata dia.(bay/red)

0 Komentar