“Dengan mengambil tema Green, Water and Life. Jadi, apabila lingkungan kita hijau, konservasi terjaga, maka sumber air akan terpelihara dan kehidupan kita akan lebih baik dalam jangka panjang,” katanya.
Saefudin juga menjelaskan bahwa PJT II sudah berinisiatif mengembangkan Waduk Jatiluhur dengan menata kembali kawasan tersebut, termasuk pengembangan dan penguatan pariwisata, penataan UMKM di sekitar waduk, dan menerima wisatawan mancanegera.
Sedangkan, Deputi Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayah Abdullah berharap Waduk Jatiluhur tidak hanya digunakan sebagai irigasi dan kebutuhan listrik, tetapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Purwakarta.
Edwin pun menyebut 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exibition sebagai kegiatan positif yang dapat memperlihatkan keindahan Waduk Jatiluhur kepada banyak orang. Tinggal bagaimana pihak terkait terus membenahi infrastruktur di sekitar Waduk Jatiluhur.
“Seperti aksebilitas (infrastruktur) menuju tempat wisata, penginapan, toilet dan tempat mandi di area wisata. Kalau Waduk Jatiluhur ini mau dibuka sebagai tempat untuk aktifitas sport,” katanya.
Direktur BPJS Ketenagakerjaan RI Agus Susantu menilai bahwa 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exibition merupakan salah satu aktivitas ekonomi di Waduk Jatiluhur dan berpotensi membuat lapangan kerja baru.
Hal tersebut, kata Agus, sesuai dengan misi BPJS Ketenagakerjaan, yaitu mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian sosial. “Nah para pekerja inilah yang akan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dan menjadi tanggung kami untuk memberikan perlindungan dan mengawal kesejahteraan mereka,” katanya.
1st Jatiluhur Stand Up paddle And Kayak Exibition sendiri diikuti 100 peserta dari komunitas Kayak dan masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, dilakukan penandatangan MoU antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Jasa Tirta II mengenai pengembangan dan penataan kawasaan Daerah Aliran Sungai Citarum (DAS). (rls)